26 Nyawa Jadi Tumbal Jalur Utara

RUSAK PARAH: Salah satu peristiwa Lakalantas yang terjadi belum lama ini di wilayah Polres Sukabumi. FT: DOK RADAR SUKABUMI

SUKABUMI.RADARSUKABUMI.com — Pengendara yang melintas di jalur Utara Sukabumi diharapkan ekstra hati-hati. Catatan kepolisian di sepanjang jalur ini, terdapat 26 korban jiwa akibat kecelakaan lalu lintas sejak Januari hingga Mei kemarin. Upaya menekan insiden maut ini pun terus dilakukan, namun kesadaran masyarakat masih tetap belum maksimal.

Informasi yang dihimpun Radar Sukabumi, selama lima bulan tahun ini, di jalur Utara Sukabumi terdapat 40 insiden kecelakaan lalu lintas. 26 diantara yang menjadi korban, meninggal dunia di lokasi kejadian dan juga di rumah sakit. Karena memang, luka yang dialami seluruh korban ini terbilang cukup parah.

Bacaan Lainnya

Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas (Kanit Laka Lantas) Polres Sukabumi, Iptu Nandang Hermawan merinci, pada Januari kemarin terdapat 11 kejadian kecelakaan lalu lintas, Februari 7 kejadian, Maret 7 kejadian, April 9 kejadian dan Mei 6 kejadian kecelakaan lalu lintas. “Kebanyakan insiden ini terjadi di titik yang memang rawan terjadinya kecelakaan seperti di jalur Utara Sukabumi. Parungkuda, Cicurug dan Cibadak,” kata Nandang kepada Radar Sukabumi, kemarin (24/6).

Nandang membandingkan, pada 2018 lalu, Polres Sukabumi mencatat 134 kejadian laka lantas dengan korban meninggal dunia 108 orang. Untuk tahun ini, korps bhayangkara ini memprediksi insiden kecelakaan akan bertambah bila pengendara dalam berkendara masih tidak tertib dan juga menaati peraturan yang berlaku. “Kebanyakan mereka yang meninggal ini akibat tidak tertib saat berkendara. Kalau kesadaran masyarakat pengguna jalan masih tidak meningkat, bisa saja jumlah yang sekarang ini bertambah. Tapi semoga saja jumlah korban ini tidak bertambah,” imbuhnya.

Selain itu, lanjut Nandang, dari seluruh korban, 60 persen diantaranya merupakan pengemudi yang usianya masih muda. Ia pun mengaku prihatin, karena generasi muda saat ini masih belum taat pada aturan saat berkendara. “Untuk menekan jumlah korban, kami berkomitmen merangkul kaum milineal supaya menjadi pelopor keselamatan. Bayangkan saja, dari angka kecelakaan ini, 60 persen diantara korbannya adalah para remaja. Ini yang menjadi sasaran kita,” jelasnya.

Nandang mengaku, dalam upaya merangkul kaum muda ini, ia menggencarkan program Millenial Road Safety Festival (MRSF). Tujuannya yakni mewujudkan ketertiban berlalu lintas untuk tercapainya zero accident. “Tentunya kami sangat menyayangkan usia produktif yang dapat berperan bagi masyarakat justru malah menjadi korban laka lantas. Makanya kami menggandeng mereka dalam program itu,” tuturnya.

Tak hanya itu, dalam upaya menekan tingginya angka kecelakaan juga perlu adanya langkah konkrit dari semua pihak. Seperti dengan adanya dukungan dari pihak keluarga, sekolah dan juga lingkungan masyarakat supaya menekankan para kaum muda ini tertib berkendara. “Target kami, mereka ini harus menjadi pelopor berlalu lintas dan penyambung lidah tentang tertib lalu lintas di lingkungan masing-masing,” akunya.

Selain menggelar MRSF, Nandang juga mengaku himbauan kepada masyarakat terus dilakukan dengan cara memasang spanduk himbauan disetiap titik rawan kecelakaan lalu lintas. “Kami menghimbau pada pengendara agar tertib saat berlalu lintas. Lengkapi surat-surat kendaraan seperti SIM dan STNK serta mengenakan helm dan tidak berboncengan lebih dua orang,” pungkasnya.

(bam/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *