Ibu Negara yang Cerdas

Hazairin Sitepu
Hazairin Sitepu

Oleh: Hazairin Sitepu

Hal terselulit ketika menjadi manager media SBY-JK pada kampanye pemilihan presiden tahun 2004 adalah ketika Ibu Ani diisukan beragama Kristen. Semakin sulit lagi ketika ada ulama bahkan meminta masyarakat tidak memilih SBY karena isterinya beragama Kristen.

Bacaan Lainnya

Berbagai pendekatan termasuk menjelaskan melalui media bahwa Ibu Ani itu beragama Islam, tetapi tetap saja mengalami kesulitan meyakinkan masyarakat.

Para petinggi tim kampanye nasional akhirnya menemukan jalan keluar: Pak SBY dan Ibu Ani segera pergi umrah ke Mekkah.

Suatu hari di tahun 2004, setelah meeting terbatas di sebuah hotel dekat Bandara Soekarno-Hatta, Pak SBY dan Ibu Ani pergi umrah. Saya ikut dalam meeting itu, termasuk mengantar sampai ke bandara.

Nama lengkap Ibu Ani adalah Kristiani Herrawati. Kristiani itu-lah yang menjadi sumber dibuatnya isu bahwa Ibu Ani beragama Kristen. Tetapi sekembali dari umrah, isu itu mereda. Kemudian selesai. Setelah berbagai media memberitakan dan memuat foto-foto dan video-video proses ibadah umrah Ibu Ani dan Pak SBY.

Pak Jokowi juga mengalami hal yang hampir sama. Ketika menjadi calon presiden pada 2014 ia diisukan tidak Islam. Padahal ia seorang Islam, dan sudah naik haji. Ketika datang bertemu saya di Bogor, saya menyarankan Pak Jokowi sekeluarga pergi umrah. Alhamdulillah pergi umrah. Dan masalahnya relatif bisa selesai. Meski pun belum 100 persen.

Manager media SBY-JK pada waktu itu ada dua: saya dan M. Lutfi. Selain itu, saya juga merangkap sebagai wakil ketua tim media di tim kampanye nasional. Saya lebih banyak embedded (nempel) di JK dan Lutfi di SBY. Kadang gantian, saya di SBY dan Lutfi di JK.

Lutfi dalam pemerintahan SBY, pertama menjadi ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), lalu Dubes di Jepang dan terakhir menjadi menteri perdagangan. Saya, seusai SBY-JK terpilih, kembali ke Bogor. Kembali menjalankan tugas sebagai jurnalis.

Karena jabatan sebagai manager media SBY-JK dan wakil ketua tim media nasional itu, saya sering ke Puri Cikeas. Kediaman Pak SBY. Sering bertemu Ibu Ani. Sering kumpul-kumpul dalam ruang meeting di samping perpustakaan pribadi. Sering ngopi-ngopi di situ.

Pak SBY mempunyai perpustakaan yang besar dengan koleksi buku yang sangat banyak. Sebagiannya di lantai dua.

Saya mendapat kesan bahwa Ibu Ani adalah seorang ibu yang hebat. Seorang isteri yang luar biasa memberikan kontribusi bagi suksesnya kepemimpinan Pak SBY sebagai presiden. Ibu Ani memiliki sikap yang tegas. Lincah dan cerdas.

Sewaktu saya menjadi ketua dewan pengawas TVRI (istilah lamanya presiden komisaris), Ibu Ani dan Pak SBY datang untuk meluncurkan dimulainya siaran tv digital. Saya waktu itu, ketika di ruang transit, meminta kepada Pak SBY supaya menaikkan anggaran TVRI yang masih sangat kecil. Supaya kualitas teknologi dan isi siaran bisa lebih bersaing. Pak SBY mengiyakan.

Sewaktu saya mengantar Pak SBY dan Ibu Ani ke mobil seusai acara, sambil berjalan Ibu Ani bilang: “Pak Max, ingat kata Bapak tadi ya. Anggaran TVRI harus dinaikkan. DPR harus back up.”

Ibu Ani ternyata mendengarkan dengan baik percakapan saya dengan Pak SBY di ruang transit itu. Pak Max adalah Max Sopacua. Saat itu menjabat anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat. Hari itu Max memang hadir, dan bersama saya dan beberapa pejabat TVRI lain menjemput dan mengantar Pak SBY dan Ibu Ani.

Ketika Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menikah dengan Annisa Pohan, saya diberikan undangan khusus untuk hadir di acara pernikahan. Dan itulah kali terakhir saya ke kediaman Pak SBY di Cikeas.

Saya terakhir kali bertemu Ibu Ani dan Pak SBY ketika kita sama-sama menghadiri pesta pernikahan putri Letjen TNI Agus Sutomo di Taman Mini. “Lama sekali kita gak ketemu ya,” kata Bu Ani. “Long time no see,” timpal Pak SBY.

Waktu sedang di rawat di Singapura, saya memiliki keterbatasan untuk bisa menjenguk. Mohon beribu maaf.

Ketika menjadi ibu negara, Ibu Ani telah memberikan kontribusi besar kepada bangsa dan negara. Ibu Ani 10 tahun menjadi ibu negara. Selama 10 tahun itu pula Ibu Ani mendedikasikan semuanya kepada bangsa dan negara. Mendampingi Pak SBY ke mana pun pergi.

Saya mendoakan semoga Allah SWT menerima Ibu Ani sebagai hambaNya yang sholehah dan menempatkan beliau pada tempat yang mulia.

Selamat jalan Bu Ani.
(**)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *