“Budaya Mudik Dan Silaturahmi di Indonesia”

Oleh :  Cucu Sumintardi, SKM, MS.i

Kasie Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat 

Bacaan Lainnya

PERJUANGAN dibulan Ramadhan berlalu, perjuangan keras selama satu bulan penuh menjalankan ibadah puasa selesai, umat Muslim merayakan kemenangannya, melawan hawa nafsu, lapar dan dahaga, godaan-godaan.

 Merayakan Lebaran di negara kita banyak dilakukan dengan Mudik. Pulang ke kampung halaman, bertemu sanak saudara, teman-teman serta orang-orang yang kita cintai untuk dikunjungi merenda kembali tali silarurahmi, berbagi suka dan duka, berbagi keceriaan, dan aneka macam serba serbinya.

Menurut salah seorang sosiolog Universitas Indonesia, Drs. Rusdi Muchtar, MA. Mengatakan bahwa mudik adalah merupakan gabungan antara budaya dan agama, dilihat dari segi agama, mudik mempunyai arti nilai religius karena dihubungkan dengan Hari Raya Idul Fitri dimana-mana orang saling memaafkan, melebur semua segala dosa.

Jika dilihat dari segi budaya, mudik beroreintasi pada tanah kelahiran, bahkan orang tidak dapat dipisahkan dengan tanah kelahiran dari mana berasal.  Kebiasan mudik ini mencuat kurang lebih sekitar tigapuluh tahun silam, pada saat tingkat sosial serta perekonomian baik.

Lain halnya menurut ahli penelitian utama bidang komunikasi dan sosial budaya LIPI, berpendapan mudik selain dapat memberikan dampak positif juga mengimbas pada dampak negatifnya, dampak positifnya, telah terjadi perputaran uang dari kota ke desa, secara tidak langsung pemudik melakukan pemerataan perekonomian, kemakmuran dari kota ke desa.

Dampak negatifnya, sudah menjadi kebiasaan para pemudik saat kembali ke kota mereka membawa rekan, saudara, tetangga, yang juga tergiur untuk mendapatkan pekerjaan di kota, banyak yang beranggapan bahwa hidup di kota memang lebih mengenakkan, mudah mendapatkan uang, walaupun pada kenyataannya tidak sesuai dengan kenyataan.

Para pemudik biasanya selalu bersifat konsumtif,  hanya sekedar untuk memebeli oleh-oleh untuk dibagikan sanak saudara dikampung, mudik juga dapat di jadikan ajang untuk mengenal daerah,  asal usul daerah, juga belajar etika terhadap tata krama para orang tuanya, kepada sanak saudara yang lain.

Tradisi mudik ini juga membuat pihak pemerintah pun menjadi sibuk, terutama untuk pengadaan transfortasi sarana dan prasarananya, dipihak lain para pemudik pun rel;a untuk mengantri bahkan sampai menginap untuk mengantri tiket di Stasiun Kereta Api atau Terminal Bis.

Sepertinya mudik adalah merupakan suatu kewajiban bagi para urban, berbagai cara dilakukan agar mereka dapat mudik pulang ke kampung halaman, asal cara mendapatkannya dengan hal yang baik, tak ada salahnya mereka kembali ke kampung halamannya, karena bukankah mencintai kampung halaman (Tanah Kelahiran) merupakan sebagian dari iman.

Mudik Dan Tali Silaturahmi

Silaturahmi adalah berasal dari kata Shilat dan Rahim. Kata shilat berasal dari kata yang mempunyai arti “Menyambung” dan “Menghimpun”. Ini menandakan bahwa hanya yang putus dan yang serakah yang dituju kata shilat, sedangkan kata rahim, asal mulanya mempunyai arti “Kasih sayang”.

Kaitan antara mudik dan silaturahmi, dengan bertemunya kembali bersama sanak saudara, teman,  tetangga, akan terjalin kembali tali kasih sayang sesama, karena saling bermaafan, dan saling melebur dosa..

Mudik dapat menyambungkan kembali tali silaturahmi akibat hubungan yang renggang disebabkan berbagai faktor hingga menjadi terputus, dengan motivasi silaturahmi akan terjalin kembali hubungan tersebut, walaupun dulu pernah terjadi permasalahan yang pelik, inilah yang disebut dengan hakikat silaturahmi.

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak bersilaturahmi (namanya) orang yang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi (Dinamakan bersilaturahmi adalah) yang menyambung apa yang terputus”.  (HR Bukhari).

Perwujudan dari mudik inilah puncaknya silaturahmi, seharusnya kita mengingat-ingat apakah kita pernah menyakiti seseorang baik itu dengan perkataan maupun dengan perbuatan, serta siapa saja yang terkadang kita lupakan hingga kita jarang untuk berkunjung kepadanya. Untuk menghangatkan kembali hubungan, serta mencairkan hubungan yang telah putus selama bertahun-tahun.

Tidak ada salahnya untuk menampakkan kesuksesan kita sebagai bentuk mensyukuri atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT, asal tidak diimplikasikan sebuah hal yang pamer, sombong, membanggakan diri.

“Adapun nikmat Tuhanmu maka ucapkan (Sampaikanlah)” (QS 93: 11).  Rasulullah SAW pun bersabda , “ Allah senang melihat nikmatnya (ditampakkan) oleh hambanya.”

Setiap umat muslim diseluruh penjuru dunia pasti akan merasakan nikmatnya berlebaran, mudik lebaran merupakan hal yang sangat menggembirakan, betapa besar nikmat Allah SWT yang diberikan kepada kita umatnya, yang tidak diukur dengan apapun.

 Sudah seharusnya merenungkan hikmah dan pesan Allah SWT, “Jangan bergembira melampaui batas terhadap yang dianugrahkan (Tuhan) kepadamu, (Kegembiraan yang mengantar kepada keangkuhan dan lupa diri). Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri” (Qs 57:23)

Setiap orang mempunyai naluri untuk mencintai tanah kelahirannya, mencintai segala sesuatu yang berhubungan dengan ikatan hubungan darah, di Indonesia bentuk manifestasinya adalah dengan mudik,

Islam pun diajarkan untuk menghargai ikatan hubungan dengan tanah kelahiran, sepanjang kerangkanya tidak keluar dari ajaran agama Islam, namun nilai kecintaan terhadap Allah dan Rasulullah harus lebih tinggi dari pada tanah kelahiran.

Betapa besar rahmat dan nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada kita untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri (Lebaran) ini sebagai simbolisasi kemenangan umat Islam setelah melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan,

Kalaupun kita berharap hari raya ini tidak ingin berlalu begitu saja, banyak hikmah yang dapat kita tarik dari Hari Raya Idul Fitri ini, Atas Nama Keluarga Besar Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Izinkan Kami Mengucapkan Taqabalallah Minna Waminkum, Taqabbal Yaa Karim, Minal “Aidien Wal Faaizin. Mohon Maaf Lahir & Bathin 1440 H(*)..

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *