Penggunaan Obat di Bulan Ramadan

Oleh : Shintia Noviani,S.Farm,Apt
Apoteker RS Betha Medika

Bulan Ramadan sudah tiba,mayoritas kaum muslim di dunia menyambut dengan suka cita dan mempersiapkan bulan yang penuh kemuliaan ini.

Bacaan Lainnya

Bahkan ada banyak masyarakat yang menantikan kedatangan bulan ini dengan menabung sebanyak mungkin demi lancarnya mengggapai keberkahan di bulan ini.

Selain menyiapkan hati, kita juga harus menyiapkan tubuh agar senantiasa sehat pada saat menjalani ibadah puasa di bulan ramadhan. Walaupun dalam Islam memperbolehkan untuk tidak berpuasa saat keadaan sakit, tetapi banyak orang yang sakit masih tetap ingin menjalankan puasa.

Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.

Obat akan memberikan khasiat apabila kadarnya stabil di dalam darah sehingga penggunaan obat harus disesuaikan dengan sifat fisika kimia masing-masing bahan obat.

Di dalam tubuh, obat akan diserap, kemudian diedarkan oleh darah, tersedia dalam jumlah yang tepat di tempat kerjanya, dan pada akhirnya dibuang jika sudah lagi tidak digunakan.

Semakin cepat obat diserap dan dikeluarkan dari tubuh, kita harus semakin sering minum obat. Oleh karena itu, ada obat yang harus diminum 3 kali sehari, ada yang 2 kali sehari.

Ada beberapa obat yang tidak membatalkan saat kita berpuasa, diantaranya:

  1. Obat tetes mata, tetes telinga, tetes hidung atau alat hirup melalui hidung jika masuknya zat kedalam kerongkongan bisa dihindari
  2. Suppositoria, rectal tube dan ovula
  3. Obat-obat yang diabsorpsi melalui kulit (salep, krim, plester)
  4. Pemberian gas oksigen dan anastesi
  5. Obat yang diselipkan di bawah lidah (seperti nitrogliserin untuk angina pectoris)
  6. Obat kumur, sejauh tidak tertelan

Pada saat bulan puasa, jadwal penggunaan obat akan berubah yang biasanya 24 jam berubah menjadi 10 jam. Seiring berubahnya jadwal penggunaan obat, maka obat yang diserap di dalam tubuh juga akan berubah.

Sehingga kita harus mengatur jadwal penggunaan obat supaya tetap efekif dan memberikan manfaat bagi tubuh.

Dalam penggunaan obat, Dokter biasanya memberikan aturan pakai 4×1, 3×1, 2×1, atau 1×1. Bagaimana caranya supaya kita dapat mengatur pemakaian obat tersebut?

a. Aturan pakai sehari 4×1
Obat yang mempunyai aturan pakai 4×1 dapat diatasi dengan membagi interval waktu 3-4 jam. Waktu penggunaan obat dari mulai buka puasa sampai waktu sahur. Misalnya pukul 18.00, 22.00, 01.00 dan 04.00.
b. Aturan pakai sehari 3×1
Obat yang mempunyai aturan pakai 3×1 dapat diatasi dengan membagi interval waktu 5 jam. Waktu penggunaan obat saat buka puasa pukul 18.00, menjelang tengah malam 23.00, dan sahur 04.00.
c. Aturan pakai sehari 2×1
Obat yang mempunyai aturan pakai 2×1 dapat diminum setelah buka puasa dan pada saat sahur.
d. Aturan pakai sehari 1×1
Obat yang mempunyai aturan pakai 1×1 bisa diminum pada saat buka puasa atau pada saat sahur.

Agar pengobatannya efektif, aturan pakai obat harus sama, misalnya jika diminum setelah buka puasa, seterusnya diminum setelah buka puasa. Begitupun sebaliknya jika diminum pada saat sahur seterusnya harus diminum pada saat sahur.

Tidak hanya itu ada beberapa obat yang diminum sebelum makan. Jika aturannya diminum sebelum makan, minumlah obat pada saat minum buka puasa lalu setengah jam sesudahnya baru makan berat.

Semoga artikel ini bermanfaat untuk para pembaca sekalian, Salam semakin sehat untuk kita semua dari kami, keluarga besar rumah sakit Betha Medika.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *