DP3A Gelar Trauma Healing

DP3A dan P2TP2A Kabupaten Sukabumi saat melakukan trauma heling kepada puluhan anak yang menjadi korban pergerakan tanah di tenda pengungsian.

NYALINDUNG – Peristiwa pergerakan tanah yang menyebabkan puluhan rumah penduduk, akses jalan dan puluhan hektare lahan pertanian rusak parah di Kampung Gunungbatu, Kedusunan Liunggunung, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung menyita perhatian semua pihak.

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Sukabumi bersama Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi menggelar trauma healing kepada puluhan anak yang terdampak bencana alam tersebut.

Bacaan Lainnya

Kegiatan trauma healing yang diselenggarakan di tenda pengungsian, tepatnya di daerah Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung ini, sebagai salah satu bentuk upaya pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi memulihkan kondisi pisikis anak-anak yang terdampak pergerakan tanah.

Kepala Seksi (Kasi) Perlindungan Anak DP3A Kabupaten Sukabumi, Neni Nuryati mengatakan, trauma healing ini merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi (Tufoksi) DP3A Kabupaten Sukabumi dalam memberikan perlindungan kepada anak yang menjadi korban bencana.

Maka pihaknya bekerjasama dengan P2TP2A Kabupaten Sukabumi, Dharma Wanita Persatuan (DWP), BPBD Kabupaten Sukabumi dan Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) pun menggelar kegiatan trauma healing. “Sebanyak 56 anak yang mengikuti trauma healing ini,” jelas Neni kepada Radar Sukabumi, kemarin (26/5).

Trauma healing ini, sambung Neni, dimaksudkan untuk mengantisipasi Post – Trsumatic Syndrome Disorder. Hal ini dapat mencegah stress pasca trauma kepada anak-anak. “Untuk itu, cara dan metode trauma healing yang tepat untuk anak adalah melalui bermain dalam kelompok dan menggambar,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, trauma healing pada anak memerlukan dukungan dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat maupun keluarga dan tenaga psykolog. Untuk itu, dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan anak-anak yang menjadi korban bencana alam kedepannya bisa melupakan kejadian yang dialaminya dan kembali ceria.

“Semoga anak-anak ini tetap bersemangat dan termotivasi setelah mengikuti trauma healing ini. Sehingga mereka tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Ya, intinya mereka harus bisa menghadapi sesuatu dengan tegar,” paparnya.

Ketua P2TP2A Kabupaten Sukabumi, Yani Zatnika Marwan mengatakan, kegiatan trauma healing ini merupakan salah satu wujud kepedulian pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi untuk meringankan beban warga terdampak dari bencana alam.

“Intinya kegiatan ini untuk menjalin silaturahmi dengan masyarakat yang terkena bencana, wabilkhusus ingin mengetahui secara langsung kondisi anak-anak. Untuk itu, kami bersama LKKS P2TP2A, DWP dan DP3A melakukan kunjungan sekaligus memberikan bantuan kepada warga berupa uang dan sembako,” jelasnya.

Saat pihaknya mengunjungi lokasi bencana, ia bersama petugas lainnya menggelar berbagai kegiatan yang menyenangkan. Diantaranya bernyanyi, menari, tebak kata dan menggambar. “Alhamdulillah, mereka terlihat sangat gembira. Saat itu, saya melihat semua anak-anak pada aktif dan tidak terlihat adanya trauma,” ujarnya.

Ia menambahkan, kegiatan trauma healing sangat penting dilakukan terhadap warga terdampak bencana. Karena, setelah wilayah tersebut dilanda bencana longsor, mereka banyak mengalami gangguan pisikis.

“Trauma healing ini sangat penting sekali. Kalau mereka ini sudah terbebas dari trauma, maka anak-anak ini akan memiliki semangat hidup dan masa depan yang baik. Setelah melakukan trauma healing, kami tutup kegiatanya dengan memberikan makanan kesukaan anak-anak, uang kadeudeuh serta mukena, baju koko dan sarung,” pungkasnya. (Den/adv)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *