Pembentukan Karakter Harus Dimulai Sejak Dini

GEMBIRA: Foto bersama para peserta Bimtek Sosialisasi 9 Juknis Pendidikan RA di Bogor Jabar.

BOGOR – Negara kuat adalah negara yang memiliki karater kuat. Karakter dibangun melalui pendidikan, dan usia dini adalah masa yang paling tepat untuk pembentukan karakter.

Oleh sebab itu pembentukan karakter harus dimulai sejak usia dini.

Demikian dikatakan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Kamaruddin Amin, saat memberikan pengarahan kepada peserta Bimbingan Teknis Sosialisasi 9 Juknis Pendidikan Raudlatul Athfal (RA) di Bogor Jawa Barat (Jabar).

Kamaruddin Amin mengapresiasi perkembangan RA yang sudah mulai berani merevolusi pola pembelajaran, dengan lebih menitiktekankan pada aspek perkembangan anak dan pembentukan karakter akhlak mulia.

Menurutnya, saat ini RA tidak lagi terjebak dan terlena semata-mata mengutamakan pembekalan pengetahuan yang bersifat kognitif semata.

“Usia dini harus dioptimalkan dan diutamakan pada penanaman karakter, karena inilah masa yang paling tepat untuk membentuk karakter,” ujar Guru Besar UIN Alauddin Makasar.

Pendidikan pada RA, lanjut Kamaruddin, harus diutamakan bagaimana mentransformasi nilai-nilai kebaikan dan menginternalisasikan pada diri anak-anak.

“Perlu mengondisikan praktik pembiasaan pada kehidupan sehari-hari anak untuk senantiasa melakukan kebaikan-kebaikan yang tidak hanya saat berada di lingkungan pendidikannya, namun juga di rumah,”tandasnya.

Menurut Kamaruddin, kurikulum RA didesain fokus membangun karakter anak usia dini melalui perwujudan tiga nilai pokok.

Pertama, menanamkan bagaimana menghargai diri sendiri.

Kedua, bagaimana menghargai orang lain. Ketiga, bagaimana menghargai alam.

Konsep sederhana ini berusaha diterapkan dan dijalankan secara konsisten dalam menghasilkan perubahan yang luar biasa pada diri anak.

Apa yang disampaikan Kamaruddin, seiring dengan terbitnya KMA nomor 792 Tahun 2018 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal.

Terbitnya KMA Ini sekaligus menjadi tonggak baru terwujudnya kurikulum RA yang memiliki ciri khas keislaman dan berorientasi perkembangan anak.

Kepada para peserta, secara khusus Kamaruddin berpesan, agar guru-guru dan praktisi RA berani menulis.

“Tulisan pengalaman Anda dalam mendidik anak-anak RA, akan bermanfaat dalam menyebarkan keberhasilan untuk dapat ditiru oleh pengelola pendidikan usia dini lainnya,” pesannya.

(mar)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *