Agnes Kusuma Handari, Bukan Wanita di Video Penggal Kepala Jokowi

Wanita yang berada pada video viral penggal kepala Jokowi ini bukanlah Agnes Kusuma Handari, guru SDN Citamiang 1 Kota Sukabumi. (youtube)

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Agnes Kusuma Handari (53), seorang wanita asal Sukabumi yang berprofesi sebagai guru viral usai beredarnya ancaman pemenganggalan kepala Presiden Joko widodo. Dalam video tersebut, terdapat sosok wanita yang wajahnya mirip dengan Agnes.

Terkait hal tersebut, Agnes yang diketahui seorang pengajar di SDN Citamiang I itu mendatangi Polres Sukabumi Kota untuk memberikan klarifikasi pada Minggu (12/5/2019) 23.00 WIB.

Bacaan Lainnya

Pada hari Minggu, 12 Mei 2019, pukul 23.00 WIB, Polres Sukabumi Kota telah melakukan klarifikasi terkait viralnya Video ancaman akan memenggal kepala Jokowi pada aksi unras di Jakarta dan tersiar bahwa pelaku perekaman bernama Agnes Kusuma Handari, wanita asal Sukabumi.

Kapolres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo Condro dalam rilisnya menjelaskan, bahwa pada Jumat (10/5/2019), Agnes berada di SDN Citamiang 1 Sukabumi dari jam 07.30 sampai dengan 14.00 WIB untuk mengajar.

“Selanjutnya yang bersangkutan belanja di toko perabotku Jl Pelabuhan 2 dengan barang bukti struk belanja. Dari sana langsung pulang ke rumah, tidak ke Jakarta,” kata Kapolres.

Dari klarifikasi tersebut, jelas kapolres, menghasilkan dua poin analisan. Yang pertama, bahwa data yang viral di media sosial tentang sosok wanita yang ada pada video tersebut bukan Agnes Kusuma Handari.

“Analisa kedua, dimungkinkan hanya memiliki kemiripan muka sehingga menjadi viral,” ujar Susatyo.

Sebagai tindak lanjut, kapolres meminta agar tidak ada lagi tindakan persekusi terhadap Agnes karena wanita pada video penggal kepala Jokowi bukanlah yang bersangkutan.

“Sekaligus memberikan imbauan agar para netizen lebih cerdas dalam mengunggah konten yang belum jelas kebenarannya. Bila memiliki informasi agar disampaikan secara langsung kepada Kepolisian untuk diklarifikasi, bukan di share di medsos karena dapat berdampak pada kondusifitas,” pungkasnya Susatyo.

(izo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *