Stok Darah Aman Sampai 15 Hari Kedepan

MEMPERLIHATKAN: Salah seorang petugas PMI Kota Sukabumi saat memperlihatkan stok darah di ruangan UTD. WAHYU/RADAR SUKABUMI

WARUDOYONG — Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi merilis, stok kantong darah yang ada di Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kota Sukabumi mencapai sebanyak 559 labu darah. Dari jumlah tersebut, stok labu darah golongan darah A sebanyak 111 kantong, golongan darah B sebanyak 233 kantong, golongan darah O sebanyak 203 kantong dan terakhir AB sebanyak 12 kantong.

“Ratusan stok ini hanya mampu mencukupi kebutuhan 10 hingga 15 hari ke depan,” ujar Wakil Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kota Sukabumi, Feri Febriana kepada wartawan, kemarin (7/5).

Bacaan Lainnya

Ia mengaku, ratusan stok labu darah ini merupakan upaya yang dilakukan PMI untuk memenuhi kebutuhan darah saat bulan Ramadan. Dimana, jumlah pendonor darah di momen bulan puasa itu mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya.

“Pada bulan puasa, kegiatan mobil unit dan donor darah ke kantor lebih sedikit. Namun kita sudah antisipasi sebelum-sebelumnya,” aku Feri.

Feri mengungkapkan, permintaan labu darah per harinya rata-rata mencapai 30 hingga 50 kantong. Sehingga jika dikalkulasikan, kebutuhan minimal labu darah di Kota Sukabumi rata-rata 1.600 hingga 1.800 per bulan.

Terkait pemenuhan kuota labu darah, PMI Kota Sukabumi sudah mengagendakan kegiatan mobil unit donor darah di gereja dan masjid setelah salat tarawih serta lokasi lainnya seperti di kawasan Setukpa Polri.

“Kita pun ada program pemberian hadiah untuk warga yang donor datang ke kantor PMI. Biasanya dilaksanakan pada 25 Ramadan. Upaya ini sebagai bentuk terimakasih kepada warga yang rutin mendonorkan darahnya,” terang dia.

“Selain itu langkah tersebut untuk menarik minat warga mendonorkan darahnya sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama,”tambahnya.

Disinggung soal kampung donor sendiri, saat ini kampung donor belum bisa dimanfaatkan lantaran sudah melakukan donor darah satu bulan lalu.

Sehingga untuk pemenuhan stok darah pada bulan Ramadan tidak mengandalkan kampung donor. “Paling setelah Ramadan atau pasca Idul Fitri baru bisa kita manfaatkan,” imbuhnya.

Ia menambahkan, jika stok kantong darah menipis misalnya pada selepas hari lebaran maka warga diharapkan membawa pendonor dari keluarga.

Sehingga kebutuhan warga akan labu darah untuk pengobatan masih bisa dipenuhi. “Ya biasanya, ada pihak keluarga yang mendonorkan darah,” pungkasnya. (why)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *