Serapan Anggaran Triwulan Satu “Melehoy”

Ilustrasi

PEMKOT SUKABUMI – Penyerapan anggaran barang dan jasa di triwulan pertama di Kota Sukabumi masih relatif tergolong rendah. Dari target sebesar 20 persen, serapan anggaran pada awal tahun ini masih cukup jauh dari target.

Namun begitu, pada triwulan kedua ini Pemerintah Kota Sukabumi bakal melakukan berbagai percepatan.

Bacaan Lainnya

Kepada Radar Sukabumi, Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi mengakui, penyerapan anggaran pada triwulan pertama ini memang masih belum maksimal.

Walaupun begitu, dirinya telah meminta kepada semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk melakukan akselerasi pada triwulan kedua.

“Masih dibawah 20 persen memang, banyak faktor yang cukup menghambat penyerapan anggaran pada triwulan pertama ini, tentunya setelah evaluasi pada awal tahun ini, pastinya pada triwulan kedua harus semakin baik, termasuk input dan outputnya,” jelasnya kepada Radar Sukabumi, kemarin (7/5).

Orang nomor satu di Kota Sukabumi ini meminta, agar semua SKPD dapat bekerja lebih fokus sehingga anggaran terserap secara optimal. Selain itu, anggaran yang bersumbe diluar Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Sukabumi masih belum sepenuhnya bisa terserap karena persoalan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis.

“Banyak faktor memang, mulai dari Pemilu dan yang paling cukup menghambat yaitu pada penyerapan angaran diluar APBD kita, seperti Dana Alokasi Khusus dari pusat dan bantuan keuangan Provinis Jawa Barat yang belum sepenuhnya terdapat juklak dan juknisnya.

Kami targerkan pada triwulan kedua nanti, diatas 30 persen,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Bagian Ekonomi, Pembangunan dan Kerjasama Daerah Sekretariat Daerah Kota Sukabumi, Rahmat Sukandar menambahkan, rendahnya penyerapan anggaran pada triwulan pertama tesebut salah satunya dibebani pekerjaan persiapan.

Kemudian, dari sisi anggaran walaupun telah ditetapkan pada Desember tahun sebelumnya, namun untuk anggaran dari luar APBD itu pastinya pada anggaran perubahan parsial atau sekitar Februari.

“Hasil evaluasi triwulan pertama memang masih rendah, karena seperti tahun sebelumny pada awal tahun ini banyak dibebankan pekerjaan persiapan.

Misalkan pekerjaan yang dilelangkan, harus ada penyempurnaan dokumen lelangnya, pada triwulan kedua kita gas pol, salah satunya dengan menyelesaikan dokumen lelang sehigga bisa segera tender,” pugkansya. (upi/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *