2019, P2TP2A Catat 28 Kasus

RADARSUKABUMI.com — Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi, menyebutkan selama April 2019 terdapat empat kasus. Di antaranya, dua kasus trafficking dan dua kasus bunuh diri yang melibatkan dua pelajar.

Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi, Yani Jatnika Marwan mengatakan, pihaknya mendata selama Januari hingga Maret 2019 lalu terdapat 24 kasus yang masuk. Yakni, 16 kekerasan seksual dengan 21 korban, dua Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dengan dua korban dan enam kasus lain dengan enam korban.

Bacaan Lainnya

“Sedangkan pada April ditambah empat kasus yang masuk. Sehingga jumlah totalnya sebanyak 28 kasus selama 2019,” terang Yani kepada Radar Sukabumi, kemarin (3/5).

Pihaknya merasa miris lantaran korban tersebut kebanyakan kalangan pelajar. Misalnya, yang terjadi di Kecamatan Nagrak dan baru ini siswa SMP di Kecamatan Cicurug yang nekad mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

“Miris banget, anak SMP sudah berani melakukan bunuh diri. Kami sudah melakukan koordinasi dengan P2TP2A Kecamatan Cicurug untuk mendalami informasi motif dari kejadian tersebut. Karena sampai saat ini, masih belum diketahui penyebabnya sampai anak tersebut gantung diri,” ucapnya.

Menurutnya, menyikapi banyaknya korban melibatkan anak yang masih duduk di bangku sekolah ini tentunya perlu penanganan secara serius dari semua elemen.

Mulai pemerintah, sekolah, orang tua dan masyarakat. Sebab, tanpa adanya perhatian semua unsur tentunya akan sulit.

“Kejadian di Kecamatan Cicurug itu menjadi pembelajaran bagi semua orang tua agar lebih memperhatikan anaknya. Karena dari informasi yang diperoleh, ibu kandungnya anak itu bekerja sebakai TKW di Hongkong.

Sedangkan, Bapak kandungnya nikah lagi. Nampaknya, anak ini merasa tertekan dengan keadaan keluarganya sehingga nekad bunuh diri,” tandasnya.

Yani meminta, masyarakat khsusunya para orang tua memperhatikan anaknya. Hal itu, agar dapat mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. P2TP2A Kabupaten Sukabumi juga saat ini tidak hentinya bersosialisasi perlindungan anak baik di setiap sekolah maupun diinstansi lainnya.

“Kami terus berupaya mensosialisasikan perlindungan anak khsusunya di setiap sekolah, karena memang banyak korban yang melibatkan pelajar. Tentunya upaya ini juga perlu didorong semua lapisan masyarakat agar bisa lebih memperhatikan anaknya sehingga dapat meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan,” pungkasnya. (bam/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *