Wisata Curug Rasta Undang Wisatawan

Sejumlah wisatawan saat menikmati keindahan panorama alam di objek wisata Curug Rasta, tepatnya di Kampung Baru Kusing, Dusun Cipaku, Desa Langensari, Kecamatan Sukaraja.

WISATA SUKABUMI — Keindahan wisata alam terbuka menarik untuk tempat berlibur. Seperti halnya, Curug Rasta yang berada di Kampung Baru Kusing, Dusun Cipaku, Desa Langensari, Kecamatan Sukaraja.

Curug Rasta merupakan salah satu objek wisata alam di Kabupaten Sukabumi yang menjadi tempat buruan para wisatawan lokal maupun domestik. Keindahan panorama alamnya yang masih asri, menjadi salah satu unggulan yang dapat memanjakan para wisatawan.

Bacaan Lainnya

Camat Sukaraja, Yudi Mulyadi mengatakan, para wisatawan yang berkunjung ke wisata ini, harus melalui jalan perkebunan Goalpara dengan jarak sekitar tujuh kiilometer dari Kantor Kecamatan Sukaraja, tepatnya di Jalan Raya Sukabumi – Cianjur, Bunderan Sukaraja, Desa Pasirhalang, Kecamatan Sukaraja.

“Suasananya masih asri. Karena, lokasinya berada di kaki Gunung Gede. Sementara jarak dengan pemukiman penduduk hanya berjarak sekitar dua kilometer,” jelas Yudi kepada Radar Sukabumi, (29/4).

Para wisatawan punya pilihan lain saat berkunjung ke lokasi curug yang memiliki ketinggian sekitar 30 meter ini mereka selain bermain air atau berenang di kolam-kolam alami atau sungai-sungai yang mengalir jernih di bawahnya, juga dapat menyaksikan keindahan alam dan pohon rindang milik perkebunan perhutani Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP).

“Meski sarana dan prasarana berada di lokasi wisata belum tertata maksimal. Namun, hal ini tidak menyurutkan animo para wisatawan yang hendak berkunjung untuk menikmati ke indahan alamnya,” bebernya.

Saat ini, pemerintah Kecamatan Sukaraja melakukan kerjasama dengan seluruh stakeholder untuk mengambangkan objek wisatan alam tersebut.

“Potensi yang bisa dikembangkan selain destinasi wisata adalah agro wisata. Untuk itu, kami akan melaksanakan koordinasi dan kerjasama baik pihak perkebunan Goalpara, Dinas Kehutanan, Dinas Pariwisata dan Pengelola TNGP untuk penataan kawasan kunjungan wisata,” paparnya.

Seorang warga Kampung Bunisari, RT 3/14, Desa Langensari, Kecamatan Sukaraja, Asep Sudrajat (45) mengatakan, saat ini para petani di Desa Langensari tengah berupaya maksimal untuk mengembangkan agrowisata di perkebunan mereka.

Meskipun, pengembangannya masih diliputi sejumlah keterbatasan, namun tidak sedikit para wisatawan yang datang ke lokasi agrowisata tersebut.

“Bahkan, baru-baru ini para santri dari pondok pesantren dan mahasiswa telah berkunjung ke lokasi itu untuk melakukan berbagai event,” katanya.

Untuk mengembangkan kawasan agrowisata, sambung Asep, saat ini warga Desa Langensari yang tergabung dalam sejumlah kelompok tani tengah menanam sayuran jenis holtikultura yang bisa dikonsumsi oleh para wisatawan.

“Agrowisata ini, untuk memberdayakan para petani di sini. Untuk itu, kami menanam sayuran sesuai dengan keinginan petani mulai dari sayuran bawang putih, strawberi dan tanaman holtikultura lainnya,” bebernya.

Dalam mengembangkan kawasan agrowisata, ujar Asep, pihaknya juga sudah melakukan komunikasi dengan Departemen Kehutanan untuk melakukan penataan kawasan agrowisata.

“Jadi nantinya, para wisatawan selain menikmati keindahan panorama alam dan udara yang segar, mereka juga bisa mengkonsumsi berbagai macam buah-buahan dengan cara memetik sendiri dari tanamannya,” paparnya.

Sementara itu, seorang warga Kampung Nangka, Desa Limbangan, Kecamatan Sukaraja, Husni Alfian (24) mengatakan, pihaknya bersama tiga temannya sengaja menyambangi objek wisata Curug Rasta untuk dapat menyaksikan secara langsung mengenai keindahan panorama alamnya.

“Memang lokasinya cukup jauh dan jalannya terjal berliku. Namun, rasa lelah dan letih terbayar sudah, saat kami sampai ke lokasi curug. Selain dapat menikmati suara gemuruh air curug, kami juga dapat menghirup udara segar yang berasal dari Gunung Gede,” katanya.

Ia berharap pemerintah segera membangun akses jalan menuju lokasi objek wisata tersebut. Sebab, saat ini jalan menuju Curug Rasta masih terdapat pohon rindang dan rerumputan yang belum tertata rapih.

“Kalau dari Jalan Raya Provinsi Sukarja ke lokasi wisata hanya berjarak sekitar 7 kilometer. Namun, untuk jalan jeleknya berjarak 3 kilometer. Seharusnya ada jalan khusus menuju lokasi wisata ini. Sehingga, para wisatawan dapat mudah saat berkunjung ke lokasi wisata itu,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *