Waduh, Anak SD Gituin Siswi SMA, Sampai Hamil

PROBOLINGGO – Anak SD hamili siswi SMA di Probolinggo, Jawa Timur. Korban adalah warga Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Siswi SMA berusia 18 tahun itu ditiduri oleh dua sepupunya sendiri, salah satunya murid SD.

Kedua pelaku yakni MMH (18), pelajar kelas 3 SMA dan murid SD, berinisial MWS (13). Keduanya telah diamankan Satreskrim Polres Probolinggo.

Bacaan Lainnya

Kapolres Probolinggo AKBP Eddwi Kurniyanto mengatakan, korban disetubuhi oleh kedua pelaku sudah beberapa kali. Dari situ, korban pun hamil dan melahirkan secara prematur.

“Pelaku kami amankan Selasa (2/4) lalu. Pelaku harus mempertanggung jawabkan perbuatannya karena telah menghamili korban,” kata kapolres, sebagaimana dilansir Radar Bromo, Senin (15/4).

Perwira polisi dengan dua melati di pundaknya itu menjelaskan, pelaku yang berstarus siswa SD nekat melakukan hal itu karena keseringan nonton film porno.

“Ajakan pertama itu ditolak. Kemudian pelaku MWS itu membujuk untuk menikahi korban. Sehingga, korban mau melakukannya,” jelas Eddwi.

Akibat perbuatannya, tambah pria asal Kejapanan Kabupaten Pasuruan ini, kedua pelaku yang masih di bawah umur dijerat pasal 76 D Jo pasal 81 UU RI nomor 35 tahun 2014. Yaitu tentang perlindungan perempuan dan anak.

“Ancaman hukuman 15 tahun penjara. Tapi nanti akan kami koordinasikan kepada kejaksaan negeri, karena kedua pelaku masih merupakan anak di bawah umur,” terangnya.

Sementara itu, Kanit PPA Bripka Reni Isyana Antasari menjelaskan, kedua pelaku melakukan persetubuhan dengan korban tidak bebarengan. Melainkan keduanya melakukan persetubuhan diwaktu berbeda dan tempat yang berbeda pula.

Pertama, persetubuhan itu dilakukan oleh bocah SD, yakni MWS. Korban berulang kali disetubuhi oleh MWS dan dijanjikan menikah. Korban yang tinggal serumah dengannya itu mau saja.

Tetapi, karena terus-terusan disetubuhi akhirnya korban ingin pergi dari rumah pelaku.

“Kedua orang tua korban ini sudah meninggal. Sehingga korban ingin pergi karena terus diajak begituan,” jelas Reni.

Korban sendiri sempat curhat kepada pelaku MMH tentang kondisinya itu.

“Namun alih-alih menolong. Ternyata, korban digitukan juga,” jelas Reni.

Reni sapaan akrab Kanit PPA itu juga mengatakan, persetubuhan itu baru terungkap saat korban melahirkan pada bulan lalu.

Kala itu, banyak orang curiga karena korban yang masih berstatus pelajar melahirkan. Sehingga kemudian kejadian itu dilaporkan kepada pihak kepolisian.

“Perutnya agak kecil karena prematur. Jadi tidak ketara. Yang membuat semua terkejut itu, karena korban yang masih pelajar dan melahirkan. Apalagi bayinya kritis. Jadi tambah ramai,” ungkapnya.
(sid/mie/pojoksatu)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *