“Jadi, melayani yang belum terlayani, reach the unreach, menjangkau yang selama ini belum terjangkau oleh layanan pendidikan formal,” paparnya.
Sebelumnya, Kepala Penasihat JICA-AQAL Pakistan Chiho Ohashi menjelaskan, Pakistan merupakan negara terbesar kedua setelah Nigeria, terkait angka putus sekolah. Data sampai saat ini, setidaknya ada 22,8 juta jiwa anak putus sekolah dengan rentang umur 5 – 16 tahun.
Tingkat buta aksara untuk di atas usia 10 tahun ke atas juga sangat besar. “Dan ini terus meningkat setiap tahunnya,” kata Chiho.
Ia berharap, kunjungan studi ke Indonesia tersebut bisa meningkatkan pemahaman stakeholders terkait penyelenggaraan pendidikan non-formal, sebagai pendidikan alternatif yang berkualitas di Pakistan.
“Untuk itulah kunjungan ini dirancang untuk belajar membuat kebijakan, standar kurikulum secara efisien pada usia sekolah dasar dan menengah,” tukasnya.
Chiho menilai Indonesia memiliki pengalaman yang banyak dalam pendidikan non-formal, dengan inisiatif dan komitmen yang sangat kuat dari pemerintah Indonesia.
(sho)