Surabi Tasik ‘Pak Asep’ Mantul

KHAS SUNDA: Panganan asli Sunda yang bernama Surabi Tasik "Pak Asep" ini memiliki cita rasa yang khas karena dibakar langsung dengan kayu bakar.

Dimasak Dengan Kayu Bakar

GUNUNGPUYUH— Siapa yang tidak tahu dengan kue surabi, cemilan jajanan pasar tradisional asli dari Indonesia ini dapat dijumpai di berbagai daerah.

Di Kota Sukabumi, Surabi Tasik ‘Pak Asep’ menjadi salah satu tempat recommended yang patut dikunjungi para penikmat kuliner. Selain enak, warung yang sudah berdiri sejak tahun 2008 ini masih melestarikan keunikannya yakni memasaknya dengan kayu bakar.

Bacaan Lainnya

Nama Surabi Tasik ‘Pak Asep’ sendiri diambil dari nama pembuat pertama surabi tersebut. Meski sudah ditinggalkan pemiliknya, cemilan yang dibuat dari tepung beras itu tidak menghilangkan kekhasan dan citarasa pada surabi.

Citra Purnamawaan anak pemilik warung Surabi Tasik ‘Pak Asep’ mengatakan, dirinya merupakan generasi kedua yang meneruskan usaha Almarhum ayahnya yang memiliki nama lengkap Asep Saprudin.

Sebagai anak yang mengetahui awal mula terkenalnya Surabi Tasik “Pak Asep” ini mengaku, tidak akan pernah merusak konsep yang ayahnya berikan.

Mulai dari konsep tradisional Budaya Sundanya, kejadulannya, infrastruktur yang unik serta cara memasak dengan kayu bakarnya.

“Bapak pengen kasih konsep yang membuat orang tua bernostalgia dengan tempat dan surabi yang sudah banyak orang lupakan, tapi ternyata kini bukan saja orang tua bahkan anak mudalah yang sering berkunjung dan menjadikan tempat kami sebagai tempat mereka berkumpul,” terang Citra kepada Radar Sukabumi saat ditemui di warungnya, kemarin (29/3).

Menu utama yang disajikan olehnya yakni Surabi, namun kata dia, seiring berkembangnya jaman, ada masukan dari konsumen untuk menyediakan roti bakar dan juga olahan mie.

“Surabi oncom, surabi susu keju, surabi coklat dan surabi telor menjadi best seller, untuk minumannya yang paling sering dipesan ya bandrek India itu karena orang menganggap unik karena diberi rempah kapolaga.

Tapi memang sebenarnya bapak dari dulu sudah memberi tahu saya bahwa kapolaga adalah rempah yang berasal dari India,” ungkapnya.

Selain itu, gula yang digunakannya untuk surabinya memang asli dari gula aren yang kental tanpa campuran apapun.

Dan bandreknya sendiri, kata dia, mampu membuat peminumnya bugar karena terbuat dari jahe merah, gula kawung, rempah-rempah dan juga kayu secang yang bermanfaat untuk kesehatan.

Dalam sehari, lanjut Citra, bisa mendapatkan omset sebanyak Rp 700 ribu hingga Rp 2 juta jika dalam suasana ramai. “Khusus hari Jumat sampai Minggu pasti ramai,” ujarnya.

Bagaimana tidak ramai dan digandrungi remaja, ternyata harga yang ditawarkan mulai dari Rp 2 ribu sampai Rp. 12.000 saja untuk bermacam macam menu surabi, mie, roti serta minumannya.

Disamping murah, kata dia, tempat yang kini disediakannya sudah memiliki fasilitas seperti mushola, toilet, CCTV yang digunakannya untuk memantau kondisi lantai 1, 2 dan 3.

Pada kesempatan yang sama, seorang pelajar di salah satu SMA diketahui tengah menikmati makanannya yang barusan dia pesan.

“Surabi, mie dan roti yang ada di menu dibandrol harga yang sangat ramah di kantong, apalagi sebagai pelajar yang uang jajannya tidak besar. Saya sering nongkrong bareng teman sekaligus membuat tugas karena tempatnya nyaman,” ujar Dimas Hamdani.

Selain itu, lanjut Dimas, ia berharap agar Surabi Tasik “Pak Asep” ini menjadi salah satu kuliner kebanggan Kota Sukabumi yang dapat menarik wisatawan dalam negeri sampai luar negeri.

“Semoga atuh banyak bule yang datang kesini, karena makanan ini kan khas Sunda dan Sukabumi punya yang original dengan cara pembuatanya menggunakan kayu bakar, jarang loh yang kaya gini di Sukabumi,” pungkasnya. (cr5/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *