Penyu Hijau Mendekati Kepunahan

“Namun, di kawasan BKSDA ini areanya sangat luas tapi petugasnya terbatas. Sehingga, telur penyu banyak ditemukan warga dan diperjual belikan. Sementara untuk di kawasan konservasi Pangumbahan, kami pastikan aman dan tidak akan terjadi transaksi jual beli telur.

Sebab, konsekuensinya sudah jelas, akan di pecat dan diproses secara hukum. Terlebih lagi, kawasan konservasi yang memiliki panjang sekitar 2,3 kilometer ini, telah dijaga ketat oleh puluhan petugas,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut ia menjelaskan, di Indonesia memiliki 7 jenis penyu yang usianya sampai ratusan tahun. Seperti Penyu Tempayan, Penyu Sisik, Penyu Belimbing, Penyu Hijau, Penyu Ridel, dan Penyu Pipih.

Namun, dari semua jenis penyu yang ada di pantai Pangumbahan, hampir 90 persen merupakan jenis penyu hijau. Menurutnya, penyu hijau dewasa bisa mencapai panjang 1,5 meter dengan berat sampai 300 kilogram. Sekali bertelur, penyu betina bisa menghasilkan 70 sampai 120 butir telur.

“Untuk itu, jika ada penyu yang naik ke pantai Pangumbahan dan bertelur, pasti telurnya akan dibawa petugas untuk di kubur di ruang penetasan konservasi. Sementara, proses dari penetasannya sekitar 2 bulan,” imbuhnya.

Mayoritas hewan penyu ini, menetas setelah matahari sudah redup. Setelah menetas, petugas konservasi langsung melakukan pelepasan tukik di pantai Pangumbahan pada waktu sore hari.

“Sementara untuk telur yang gagal menetas, maka petugas akan membuang telur dengan cara dikubur. Sebab, kalau dimakan juga tidak enak karena telurnya sudah membusuk,” imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Sukabumi Adjo Sarjono mengatakan, hewan penyu merupakan salah satu ekowisata yang harus dilindungi oleh seluruh stakeholder sesuai dengan peraturannya.

Untuk menjaga kepunahan hewan dilindungi ini, maka pemerintah daerah bersama Muspika dan pihak konservasi berencana akan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada warga.

Hal ini dilakukan, sebagai salah satu upaya pemerintah dalam melestarikan hewan dilindungi. “Mayoritas telur penyu yang diperjualbelikan ini, mereka dapat di luar wilayah konservasi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *