Pembangunan Bangsa Melalui Keharmonisan Perkawinan yang Ideal

Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi memberikan motivasai kepada seluruh peserta yang hadir pada kegiatan pembinaan remaja siap menikah.

BAROS — Pemerintah Kota Sukabumi melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (P2KBP3APM) Kota Sukabumi menggelar pembinaan remaja siap menikah di ruang pertemuan Kecamatan Baros, Senin (25/3).

Hadir pada kesempatan tersebut, Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi, Muspika Kecamatan Baros, serta para pelajar dan masyarakat.

Bacaan Lainnya

Dalam sambutannya, Fahmi mengatakan, program yang digalakannya ini sebagai upaya pemerintah dalam memastikan pembangunan bangsa melalui keharmonisan perkawinan yang ideal.

Menurut dia, membangun keluarga yang kokoh memerlukan ikhtiar sungguh-sungguh dan dimulai dari mempersiapkan pasangan calon pengantin.

“Remaja usia nikah perlu mendapat pengetahuan tentang cara mewujudkan keluarga bahagia, membangun kesadaran bersama, mewujudkan keluarga sehat dan berkualitas, mengatasi berbagai konflik keluarga, memperkokoh komltmen, serta berbagai keterampilan hidup untuk menghadapi berbagai tantangan kehidupan global yang semakin berat,” ujar Fahmi.

Ditambahkan dia, keluarga merupakan pondasi penting dalam pembangunan sumber daya manusia. Keluarga juga merupakan komponen utama tercapainya pembangunan, karena itulah keluarga yang kokoh dan tangguh merupakan kebutuhan mendasar negara.

Fahmi menjelaskan, remaja merupakan generasi penerus harapan keluarga, bangsa dan agama yang mempunyai potensi secara kuantitas yang sangat besar di indonesia.

Potensi yang besar ini akan menjadi harta berharga manakala remaja itu memiliki kesiapan dalam mengisi pembangunan. “Sebaiknya jumlah yang besar itu akan menjadi beban pembangunan apabila remaja tidak mampu menghadapi berbagai tantangan yang ada saat ini.,” terang dia.

Fahmi menilai, remaja sangat rentan terlibat dalam tiga ancaman dasar kesehatan reproduksi remaja (triad krr) yaitu pernikahan dini, seksualitas, dan napza serta kenakalan-kenakalan lainnya. Untuk itu diharapkan remaja perlu dipersiapkan menjadi generasi yang produktif.

Diantara persoalan yang banyak dihadapi para remaja adalah persoalan kesehatan reproduksi yaitu sebagai kondisi sehat yang bukan saja berarti bebas dari penyakit atau kecacatan, namun lebih dari pada itu sehat secara mental spiritual dan sosial. Dan berkaitan dengan sistem fungsi dan proses reproduksi.

“Berbagai informasi yang mereka peroleh kebanyakan bukan berasal dari nara sumber yang ahli di bidangnya, namun justru dari sumber informasi yang kadang-kadang menyesatkan,” jelas Fahmi.

Dengan berbagai persoalan remaja tentu saja membuka wawasan bahwa diperlukan suatu mekanisme dan program kegiatan untuk membantu remaja agar mereka mengetahui berbagai aspek yang berkaitan dengan reproduksi.

Ilmu pengetahuan tersebut tentu saja tidak dimaksudkan agar para remaja tidak mencoba melakukan seks bebas, narkoba. namun tentu mereka harus mempunyai sikap,tingkah laku yang bertanggung jawab dan sehat.

“Melalui kegiatan pembinaan remaja siap menikah melalui sosialisasi nagi calon pengantin tingkat kota sukabumi, saya harapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang program generasi berencana (genre) yang diwujudkan kegiatannya dalam wadah pusat,” pungkasnya. (cr5/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *