Keluarga Johan Tolak Otopsi

Jenazah Johan Marbul (29) saat dievakuasi ke RSUD Sekarwangi oleh anggota Polsek Cibadak, kemarin (21/3).

CIBADAK — Pria asal Medan, Johan Marbul (29) ditemukan meninggal di kontrakannya, di Kampung Babakan, Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak sekira pukul 14.00 WIB, kemarin (21/3).

Penyebab pasti kematiannya belum diketahui karena pihak keluar menolak untuk diotopsi.

Informasi yang diperoleh Radar Sukabumi, pria yang bekerja di koperasi simpan pinjam itu perta kali ditemukan oleh temannya, Bambang Sihite (47).

Bambang mengira Johan tengah tertidur, karena posisinya sedang tengkurap dan tertutup selimut. Ia pun memanggilnya. Namun karena tidak ada jawaban, akhirnya ia pun terpaksa membangunkannya.

“Saat itu saya baru pulang kerja. Waktu buka pintu, motornya ada di dalam sehingga saya coba membangunkannya. Tapi tidak direspon. Ketika dipegang kakinya, sudah dingin,” jelas Bambang kepada Wartawan, kemarin (21/3).

Setelah mengetahui hal tersebut, lanjut Bambang, dirinya langsung memberitahu warga sekitar dan melaporkan kejadian itu kepada pihak kepolisian. Ia khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada Johan.

“Selang beberapa waktu, polisi langsung melakukan evakuasi dan membawa korban ke RSUD Sekarwangi untuk pemeriksaan lebih lanjut,” ujarnya.

Menurut Bambang, selama kendal dengan Johan, belum pernah ia mendapatkan keluhan terkait kondisi kesehatan. “Saya tidak pernah mendengar Johan mengeluh soal kesehatannya. Dan setau saya, Johan tidak pernah sakit,” ujarnya.

Kaka ipar Johan, Sianturi (37) mengaku akan langsung membawa jenazah ke kampung halamannya, di Kampung Humbahas Dolok Sanggul, Kabupaten Humabahas, Sumatera Utara.

Keluarga menolak untuk diotopsi karena di kampung halamannya, kematian itu sudah menjadi kepercayaan bahwa umur adiknya hanya sampai di situ. “Kami menolak otopsi karena orang seberang itu saling percaya barangkali umurnya sampai di situ,” cetusnya.

Sementara itu, Humas RSUD Sekarwangi, Ramdansyah mengatakan, pihak rumah sakit tidak menemukan bekas atau tanda-tanda terjadi tindakan kekerasan dalam tubuh korban. “Hasil visum kami tidak menemukan bekas tanda tindak kekerasan ataupun hal lainnya,” ucapnya.

Sehingga sambung Ramdansyah, pihaknya belum mengetahui penyebab pasti kematian Johan. Supaya bisa mengetahuinya, perlu dilakukan otopsi dan pihak keluarga menolaknya karena menganggap kejadian tersebut sebagai takdir.

“Penyebab kematian tidak diketahui. Kami sudah menyarankan kepada keluarga untuk diotopsi, tapi keluarga menolak dan sudah dibuat berita acara penolakan otopsi di Polsek Cibadak.

Setelah dilakukan tindakan embalming atau formalin, jenazah akan dibawa ke kampung halamannya,” tutupnya.

Di hubungi terpisah, Kapolsek Cibadak Kompol Suhardiman menjelaskan, sampai saat ini polisi belum mengetahui penyebab kematian korban, sebab pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi dan memutuskan langsung membawa korban pulang ke kampung halamannya.

“Keluarga menolak diotopsi. Menurut mereka, korban mengalami sakit sebelum meninggal,” singkatnya. (Bam/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *