Harga Gabah Turun

MERUGI: Seorang petani di Kampung Cibeo, RT 2/8, Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh, Heni (48), saat menunjukkan tanaman padinya banyak yang kosong akibat intensitas curah hujan.

GUNUNGGURUH – Petani di Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh mengeluhkan harga gabah yang turun drastis. Mereka pun berharap pemerintah segera turun tangan untuk menstabilkan harga di pasaran.

Informasi yang diperoleh Radar Sukabumi, harga gabah saat ini dari Rp450 ribu turun menjadi Rp380 ribu perkwintal. Kondisi ini terjadi pada musim panen pertama tahun ini.

Bacaan Lainnya

Seorang petani di Kampung Cibeo, RT 2/8, Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh, Heni (48) mengatakan, menurunnya harga gabah ini akibat kualitas gabah yang turun karena terus diguyur hujan.

“Padinya kelebihan kadar air. Sehingga kualitasnya rendah,” jelas Heni kepada Radar Sukabumi, kemarin (19/3).

Musim tanam pertama ini, sambung Heni, hasil panen padi menurun karena faktor cuaca yang relatif dingin. Terlebih lagi, saat musim hujan para petani terkendala dalam pertumbuhan tanaman karena rendahnya pancaran sinar matahari. “Gabahnya banyak yang kosong,” timpalnya.

Hal serupa disampaikan Abdul Rojak (38), warga Kampung Simli, Desa Kebonmanggu. Menurutnya, akibat intensitas hujan yang tinggi, musim panen kali ini ia mengalami kerugian.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *