SDM dan Infrastruktur Jadi Prioritas, Konsep Wisata Geopark Ciletuh Palabuhanratu

PALABUHANRATU – Tahun ini, pemerintah Kabupaten Sukabumi selain fokus pada pembangunan infrastruktur juga fokus pada pengembangan Sumber Daya Manusi (SDM). Tujuannya yakni untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi perkembangan wisata ke depan.

Pemerintahan Marwan – Adjo Sardjono ini memastikan, konsep wisata di Kabupaten Sukabumi akan berbeda dengan konsep wisata di pulau dewata. “Selain pemberdayaan, mindsetnya akan kita rubah. Jiwa sapta pesonanya harus ada,” ujar Kepala Bappeda Kabupaten Sukabumi, Maman Abdurahman kepada Radar Sukabumi, kemarin.

Bacaan Lainnya

Menurut Maman, dalam konsep wisata Geopark Ciletuh Palabuhanratu ini, sedikitnya ada tiga nilai besar di dalamnya. Yakni konservasi, edukasi dan kultural. Ketiga konsep inilah yang membedakan tempat wisata di Kabupaten Sukabumi dengan wisata di Bali. “Jadi konsep wisata kita itu lebih kepada edukasi, tidak hanya hiburan seperti di daerah lain,” imbuhnya.

Maman menjelaskan, wisata Kabupaten Sukabumi ini lebih kepada minat khusus wisatawan. Seperti yang dianjurkan Unseco, konsep wisata Sukabumi akan difokuskan kepada edukasi. Seperti halnya observasi ataupun penelitian.

“Geopark Ciletuh ini kan sudah diakui secara internasional, karena memang terdapat benda bumi yang mesti dijaga dan dilestarikan. Nah temuan inilah yang dianjurkan Unesco supaya wisata di kita ini lebih kepada edukasi atau minat khusus,” jelasnya.

Soal konsep wisata di Bali, masih kata Maman, sampai saat ini belum bisa diterapkan di Kabupaten Sukabumi. Hal ini karena persoalan kultur sosial yang masih kental dengan nilai-nilai keagamaan. Terlebih lagi, misi dan visi Kabupaten Sukabumi yang ingin mewujudkan Sukabumi supaya religius dan mandiri. “Kita ini belum siap seperti di Bali. Ya itu tadi, karena persoalan kultur,” tegasnya.

Disinggung soal kekhawatiran masyarakat yang berada di sekitar tempat wisata, mantan Kadisdik ini mengklaim sudah melakukan survei di lapangan. Dari survei itu diketahui, 79 persen warga merasa tidak khawatir dengan perkembangan wisata ke depan, 12 persen khawatir perubahan sosial dan 9 persen khawatir kehilangan pekerjaan.

“Untuk menjawab itu, kita persiapkan SDM-nya supaya mereka memiliki skill atau keterampilan untuk menghadapi kemajuan wisata ke depan. Insya Allah wisata kita akan maju,” pungkasnya. (ren)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *