Ayam Gerah Bikin Keringet Bercucuraan

ANTRE: Pembeli Ayam Gerah antre memesan makanan favorit mereka. Pemandangan di kantin salah satu kampus ternama di Kota Sukabumi, Jumat (1/3). FOTO: HITIROBIAH/RADARSUKABUMI

KULINER SUKABUMI— Sukabumi bertranformasi menjadi Kota Kuliner. Berbagai makanan khas Sukabumi dari luar kota menjamur di sepanjang jalan.

Salah satu kuliner yang digandrungi kalangan mahasiswa karena pas di kantong mereka adalah Ayam Gerah (Geprek Murah). Lokasinya di salah satu kantin universitas ternama di Kota Sukabumi.

Bacaan Lainnya

Owner Ayam Gerah, Alreza Prianugraha, mengaku kesibukkanya sebagai wirausahawan muda lahir dari rasa kebosanan menjadi seorang pegawai.

“Dulu kerja untuk orang eh sekarang kerja untuk diri sendiri dan keluarga. Alhamdulillah berkah dan nikmat sekali,” ucap syukur pria berkacamata berusia 30 tahun ini kepada Allah Subhana Wa Ta’ala saat diwawancara Radar Sukabumi, Jumat (1/3).

Ia dan istrinya selalu disibukkan dengan mengurus usaha kulinernya. Setiap hari mulai pukul 10.00 hingga 17.30 WIB.

Omzet yang diraup cukup lumayan. Sehari bisa menghabiskan 50 porsi Ayam Gerah dengan berbagai level.

Level pedas yang disiapkan dari level 1-5. Tingkatan pedas yang digemari mahasiswi langganannya level 3.

Namun dibalik itu ada cerita haru yang sempat dia bagi kepada Radar Sukabumi.

“Sempat nganggur selama dua tahun setelah keluar dari perbankan. Saya mencoba terus kreasi makanan yang saya lihat dari Youtube secara otodidak,” aku Eza panggilan akrabnya.

Eza mengaku, dukungan dari istri dan orang tua serta mertuanya lah yang membakar semangatnya untuk terus berupaya semaksimal mungkin memulai bisnis kuliner yang selama ini dicita-citakan.

“Sempat jual berbagai makanan, mulai roti bakar, ceker pedas, dan cateringan. Tapi semuanya belum pas. Akhrinya, coba lagi menu ayam geprek ini sejak 2016 sampai sekarang sudah siap buka cabang di salah satu SMA Kota Sukabumi dalam waktu dekat,” ujarnya.

Sementara itu, Eza menjelaskan saat memulai menjual Ayam Gerah ia mengaku hanya bermodalkan 1 kg ayam yang diolah sendiri. Mulai meracik bumbu tepung untuk ayamnya.

Hingga, racikan sambel geprek yang dicoba sendiri. Eza memang mempelajarinya dari tayangan di Youtube.

Eza mengatakan, yang menjadikanya beda dari kuliner ayam geprek lain ciri khas sambel yang dibuat langsung ditempat dengan bahan mentah serta dadakan. Diaduk bersama ayam goreng tepung yang baru dia goreng dalam suhu minyak yang sesuai tingkat kematangan ayam.

“Kami buat sambel dadakan langsung di tempat. Bahan mentah diulek bareng dengan ayamnya, paket Rp15 ribu sudah lengkap dengan nasi, ayam, dan lalapan,” imbuhnya.

Selain menu Ayam Gerah dengan berbagai level, ada juga tempe melet alias tempe goreng yang seperti mendoan namun berisi sambel pedas cetar membahana seharga Rp2,500.

Di lokasi yang sama, salah satu pelanggan yang kerap memberi Ayam Gerah milik Eza mengaku menyukai racikan sambel yang dibuat Eza.

“Selain pas di kantong mahasiswa. Ayam Gerah ini beda dari yang lain. Karena rasa sambelnya yang nampol dan tingkat levelnya pas dengan lidah orang sunda,” pungkas Dwi Ayusahfitri. (cr5/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *