Apakah Sakit Demam Tifoid Harus Dirawat di Rumah Sakit?

RADARSUKABUMI.com – Siapa yang tidak tahu penyakit dengan sebutan ‘Demam Tifoid, Demam Enterik atau Gejala Tipes’. Meski demam tifoid adalah penyakit yang sudah ‘biasa’ bagi masyarakat Indonesia, ini bukan sesuatu yang bisa disepelekan.

Tubuh berisiko kekurangan cairan dan beberapa komplikasi yang bisa ditimbulkan setelah terserang demam tifoid, sehingga penanganan terhadap demam tifoid harus dilakukan dengan tepat dan segera. Namun apakah pengobatan demam tifoid memang perlu dilakukan dengan dirawat di Rumah Sakit (rawat inap atau opname) atau bisa di rumah saja?

Bacaan Lainnya

Apa itu Demam Tifoid?

Demam tifoid adalah penyakit infeksi sistemik akut usus halus yang disebabkan infeksi Salmonella typhi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh feses dan urin dari orang yang terinfeksi kuman Salmonella.

Masyarakat dan petugas kesehatan sebenarnya lebih sering menyebutnya dengan gejala tipes. Hal ini terjadi karena umumnya, kondisi tubuh masih merupakan gejala-gejala yang timbul 1-2 minggu setelah bakteri masuk ke dalam tubuh (masa inkubasi).

Pada minggu pertama gejala penyakit ini ditemukan keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi, atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk, dan mimisan.

Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu badan meningkat (38.8-40.50C). Sifat demam adalah meningkat perlahan-perlahan dan terutama sore hingga malam hari. Pemeriksaan Laboratorium meliputi pemeriksaan hematologi, urinalis, kimia klinik, imunoserologi, mikrobiologi, dan biologi molekular.

Pemeriksaan ini ditujukan untuk membantu menegakkan diagnosis (adakalanya bahkan menjadi penentu diagnosis), menetapkan prognosis, memantau perjalanan penyakit dan hasil pengobatan serta timbulnya penyulit.

Kapan Penderita Demam Tifoid harus di Rawat Inap?

Penderita demam tifoid dengan gambaran klinis jelas sebaiknya dirawat dirumah sakit atau sarana kesehatan lain yang ada fasilitas perawatan. Demam tifoid sebaiknya ditangani di rumah sakit, bila: Gejala yang dialami memburuk, seperti muntah-muntah terus menerus, diare, hingga pembengkakan pada bagian perut.

Pasien tersebut masih anak-anak atau balita (lebih rentan untuk terjadinya kekurangan cairan). Demam tifoid yang justru berkembang menjadi komplikasi pada sistem pencernaan, perforasi usus, dan sistem saraf.

Tujuan perawatan ini bertujuan untuk optimalisasi pengobatan dan mempercepat penyembuhan, observasi terhadap perjalanan penyakit, minimalisasi komplikasi dan isolasi untuk pencegahan terhadap pencemaran dan atau kontaminasi.

Penderita demam tifoid dapat di rawat dirumah jika, penderita demam tifoid dengan gejala klinis yang ringan, tidak ada tanda-tanda komplikasi serta tak ada komorbid yang membahayakan, penderita dengan kesadaran baik dan dapat makan minum dengan baik, keluarga pasien yang cukup mengerti tentang cara-cara merawat serta cukup paham petanda bahaya yang timbul dari demam tifoid.

Beratnya dan seberapa cepatnya gejala-gejala demam tifoid muncul dan sembuh tergantung dari sistem pertahanan tubuh pasien itu sendiri. Semakin kuat daya tahan pasien, semakin sedikit gejala yang ditimbulkan, dan semakin lama gejala itu muncul.

Bagaimana Demam Tifoid bisa disembuhkan?

Management atau penatalaksanaan secara umum, asuhan keperawatan yang baik serta asupan gizi yang baik merupakan aspek penting dalam pengobatan demam tifoid selain pemberian antibiotik.

Perawatan dan pemberian antibiotik terhadap penderita penyakit demam tifoid bertujuan menghentikan invasi kuman, memperpendek perjalanan penyakit, mencegah terjadinya komplikasi, serta mencegah agar tak kambuh kembali.

Pengobatan penderita demam tifoid di Rumah Sakit terdiri dari pengobatan suportif meliputi istirahat, diet, dan medikamentosa. Istirahat bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan.Pencegahan Penyebaran atau Penularan

Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran atau tertular penyakit ini adalah:

1. Vaksinasi

2. Untuk mencegah diri sendiri tidak tertular anda harus mencuci tangan dengan baik dan benar, jangan meminum air mentah, dan jika harus membeli makanan matang, pilihlah makanan yang panas, serta bersihkan rumah tiap hari.

3. Untuk mencegah penularan ke orang lain, pasien jangan menyentuh atau mengolah makanan atau minuman, pisahkan barang-barang yang dipakai pasien, selalu cuci tangan, dan bersihkan rumah tiap hari.

Semoga bermanfaat jangan lupa untuk share artikel ini kepada kerabat dan keluarga. Salam semakin sehat dari kami, keluarga besar RS Betha Medika.

 

Oleh : dr. Firdha Triasurya Ramdhani
Dokter Umum RS Betha Medika

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *