Topik penting dalam hal ini, menurutnya, adalah kekayaan intelektual, paksaan transfer teknologi, dan subsidi dari Tiongkok kepada perusahaan domestiknya.
“Semua topik itu sepertinya lebih rumit dari mengurangi defisit perdagangan. Tanpa perjanjian yang dapat dilaksanakan dengan baik, pasar tidak akan memberi respons positif,” ucapnya.
Lukman menyebut, sepertinya sengketa dagang ini masih jauh dari titik akhir. Komponen terpenting untuk mencapai kesepakatan adalah kepercayaan. Nota kesepahaman tanpa ada mekanisme pelaksanaan dapat menyiratkan bahwa kesepakatan tersebut tidak kuat dan dapat buyar kapan saja. Skenario yang paling memungkinkan saat ini adalah perpanjangan batas waktu dari 1 Maret untuk memberi tambahan waktu negosiasi guna mencapai kesepakatan yang kuat.
“Walau optimisme dagang telah mendorong selera risiko selama beberapa pekan, namun sinyal dari berbagai bank sentral di seluruh dunia adalah faktor yang lebih penting dalam mengangkat aset berisiko, terutama dari Federal Reserve,” tandasnya.
(rom)