Keluarga Tolak Kepulangan Asep

BAMBANG/RADARSUKABUMI TRAUMA: Keluarga Asep Muhiban, warga Kampung Pamuruyan, RT 03/01, Desa Pamuruyan mengaku masih ketakutan menerima anaknya karena sering ngamuk.

SUKABUMI — Asep Muhiban (19), penderita kejiwaan asal warga Kampung Pamuruyan, RT 03/01, Desa Pamuruyan, Kecamatan Cibadak, ditolak pihak keluarga saat akan pulang ke rumah. Mereka beralasan, kejadian kekerasan yang pernah dilakukan Asep kembali terulang.

Dari informasi yang diperoleh Radar Sukabumi, pria yang merupakan anak kedua dari lima bersaudara pasangan Dedi Suhendi (55) dan Epi (50) ini kerap mengamuk hingga merusak rumah dan melakukan kekerasan kepada keluarga. Terakhir, tindakan kekerasan terjadi pada kedua orang tuanya pada Senin (4/2) lalu. Sehingga, pihak keluarga membawanya ke RSUD Syamsudin Kota Sukabumi untuk mendapatkan perawatan.

Dedi Suhendi (55) mengatakan, anaknya tersebut memiliki kelainan jiwa sejak lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP). Saat itu, ia meminta untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Namun karena keluarga menilai Asep jarang masuk sekolah, akhirnya pihak keluarga memutuskannya untuk tidak mensekolahnya kembali.

“Sejak itu, dirinya sering ngamuk ketika keinginannya tidak dipenuhi. Tidak pernah berbuat kekerasan kepada orang, paling merusak kaca rumah. Tidak seperti pada Senin lalu, dia menendang bagian dada ibunya sampai tersungkur dan memukul kepala saya dengan kursi kayu,” kata Asep kepada Radar Sukabumi, kemarin (20/2).

Karena khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, akhirnya ia meminta bantuan warga setempat untuk membawa Asep ke Rumah Sakit (RS). Pihak keluarga sudah tidak sanggup lagi mengurus Asep sebelum dia benar-benar sembuh.

“Ya sebenarnya pihak rumah sakit sudah menyuruh pulang, tapi karena belum sembuh benar kami tidak bersedia menerimanya karena takut melakukan tindakan kekerasan seperti waktu lalu. Saat ada Asep di rumah, kalau malam hari saya tidak bisa tidur nyenyak karena sering ke luar rumah dan mengamuk,” ujarnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *