Faisal Basri Sebut Dahsyatnya Impor Indonesia

Faisal Basri, pengamat ekonomi

JAKARTA, RADARSUKABUMI.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih setia di level Rp 14.000 per USD. Selama transaksi berjalan masih terus defisit, maka ‘hantu’ pelemahan rupiah masih akan terjadi.

“Rupiah saat ini kembali ke Rp 14.000/US$. Sedikit menguat. Tapi secara teori dan historis akan melemah karena current account deficit [CAD/Defisit Transaksi Berjalan],” kata Faisal di Ritz Carlton, Rabu (13/2/2019).

Bacaan Lainnya

Dijelaskan Faisal, transaksi berjalan terdiri dari ekspor-impor yang terjadi setiap hari. Rupiah sangat mengandalkan kekuatan modal asing yang masuk.

“Rupiah akan menguat sustainable jika CAD turun dan capital inflow naik. Terutama FDI [Foreign Direct Investment],” kata Faisal dikutip dari CNBC.

Faisal juga mengungkapkan, yang terjadi saat ini defisit tersebut bukan sepenuhnya terkait migas. Sebenarnya penyebab defisit dikarenakan anjloknya ekspor non-migas.

“Yang meningkat impor non migas yang dahsyat. Gula saja kita impor, garam juga, beras juga impor,” kata Faisal.

Bengkaknya defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) kemarin sempat kembali menjadi momok bagi pasar saham tanah air. Sepanjang kuartal-IV 2018, CAD diumumkan senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sejak kuartal-II 2014.

Rupiah juga kembali dibuat bertekuk lutut di hadapan dolar AS.

(izo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *