Membangun Karakter Mahasiswa UNsP dengan Global Mindset

“Bagi mahasiswa kami sendiri penguasaan bahasa asing ini sangat vital, agar mahasiswa tidak gagap baik dalam pergaulan internasional maupun saat penempatan magang atau bekerja di luar negeri,” jelas Iyus pekan lalu di tempat kerjanya, lantai 5 Gedung A Kampus Uniersitas Nusa Putra.

Lebih lengkap, berikut petikan wawancara Radar Sukabumi dengan Direktur Penempatan dan Karir Mahasiswa universitas Nusa Putra Iyus Maulana, ST.:

Bacaan Lainnya
  1. Unversitas Nusa Putra baru-baru ini kedatangan tamu dari Taiwan, apa saja yang dilakukan? Dan bagaimana sebenarnya tujuan Program Double Degree ini?

Iya benar, Selasa, 22 Januari 2019 lalu Direktur Internasional Ming Dao University, Taiwan, Mr. Ya-Po Shiao, PhD., dan diterima langsung Rektor Universitas Nusa Putra (UNsP). Kedatangan Mr. Ya-Po untuk membicarakan perihal kerjasama dengan Universitas Nusa Putra sekaligus melakukan seleksi langsung kepada mahasiswa peserta Program Double Degree.

Perlu diketahui, bahwa UNsP memiliki banyak program internasional, salah satunya Program Double Degree. Sesuai perkembangan dan kemajuan di bidang tek­nologi yang bergerak sangat cepat, dan bahkan nyaris mustahil diben­dung, karenanya dibutuhkan kesiapan dan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang dapat memenuhi kebutuhan du­nia industri saat ini dan masa yang akan datang.

Kondisi ini menjadikan tantangan tersendiri, khususnya bagi UNsP, untuk terus melakukan ­inovasi dalam mencetak SDM andal di berbagai bidang. Dengan mengikuti program ini, mahasiswa memiliki kesempatan untuk mendapat dua gelar sekaligus, dari Universitas Nusa Putra dan mitra di luar negeri, seperti Ming Dao University dan Sun Moon University di Korea Selatan. Ini merupakan upaya lembaga mensejajarkan sumber daya manusia (SDM) lulusannya di lingkungan global. Dengan demikian, mahasiswa akan lebih siap bersaing di era revolusi industri 0.4.

  1. Seberapa mampu program-program internasioal ini menunjang sukses karir bagi mahasiswa UNsP di masa depan?

Iya, program wajib magang ini menjadi kewajiban bagi mahasiswa untuk semua program studi (Prodi) di UNsP, tak hanya teknik, tetapi juga sosial seperti manajemen, hukum, dan keguruan. Hal tersebut bertujuan agar mahasiswa dapat me­ma­hami situasi dan kondisi riil dunia industri. Sehingga selesai meng­ikuti magang, mahasiswa diharap­kan sudah memiliki kompetensi dan lebih siap untuk terjun ke dunia kerja. Untuk Prodi Teknik Mesin dan Elektro misalnya, selain telah berulangkali memberangkatkan mahasis­wanya untuk magang di Taiwan dan Jepang, banyak di antaranya yang kemudian direkrut perusahaan Jepang untuk bekerja di sana usai mengikuti program magang.

Permintaan dunia industri di Taiwan dan Jepang terhadap mahasiswa teknik terbilang cukup tinggi. Bahkan sampai sekarang kita belum dapat memenuhi semua permin­­taan dari pihak perusahaan di Taiwan dan Jepang tersebut.

Berbicara soal kelebihan program magang di UNsP, adalah dijadikan kelas kurikulum, sehingga wajib diikuti oleh mahasiswa kelas reguler. Jadi, program ini tidak berlaku bagi mahasiswa kelas karyawan. Sedangkan yang membedakan kita dengan perguruan tinggi lain adalah karena mahasiswa mendapat nilai baik dan buruk itu dinilai dari magang tersebut. Uniknya, program magang tersebut tidak hanya berlaku bagi mahasiswa Universitas Nusa Putra, tetapi juga bagi mahasiswa asing. Jadi mahasiswa asing juga wajib magang di sini, di Indonesia.

  1. Lantas apa sebenarnya perbedaan program magang dengan Global Exchange University?

Beda, kalau Global Exchange University itu program Pertukaran Mahasiswa. Jadi, mahasiswa semester akhir Universitas Nusa Putra bisa kuliah di luar negeri. Dengan program ini diharapkan kompetensi mahasiswa akan memenuhi syarat, sehingga kurikulumnya diakui secara global exchange. Jadi mahasiswa kuliah selama satu tahun di luar negeri, seperti dilakukan mahasiswa yang mengikuti Program Magang Internasional.

Hal sama dengan puluhan mahasiswa asing dari 17 negara yang pernah mengkuti global exchange di Universitas Nusa Putra. UNsP pun sudah menjalin kerjasama dengan International Islamic University Malaysia (IIUM), Ming Dao University dan Chienco University di Taiwan, dan Sun Moon University di Korea Selatan. Sehingga mahasiswa UNsP bisa kuliah di Malaysia, Taiwan, dan Korea.

  1. Mengapa program program ini harus disebut sebagai keunggulan di Universitas Nusa Putra dibanding perguruan tinggi lain?

Begini, soal penguasaan bahasa asing misalnya, pada era revolusi industri ini, penguasaan bahasa asing sangat vital. Zaman sekarang ini bertemu dengan warga negara asing bukanlah sesuatu yang langka, sehingga sekat antarbangsa menjadi berkurang. Contohnya paling mudah, saat ini di Sukabumi saja banyak sekali pabrik yang mempekerjakan warga negara asing. Dengan demikian, walaupun kita berkarir di Indonesia, penguasaan bahasa asing tetaplah penting. Selain itu, penguasaan bahasa asinglah yang akan menjadikan kita unggul dibanding pesaing. Bahasa asing juga penting untuk menyampaikan keunggulan budaya yang kita miliki.

Selain itu, mahasiswa juga memiliki global mindset, atau konsep pemikiran serta karakteristik yang dimiliki seseorang agar mampu berpikir secara holistik, mengetahui perkembangan dan situasi dunia saat ini sehingga memiliki daya saing tinggi, bergaul dengan rekan di level nasional, regional, global, dan juga menghasilkan karya yang bermanfaat bagi manusia.

Dalam hal ini, global mindset itu membangun karakter mahasiswa Universitas Nusa Putra agar bisa bersaing secara gelobal. Dengan cara membenturkan antarbudaya, contohnya mahasiswa asing digabungkan dengan mahasiswa lokal di dalam satu kelas. Walaupun masih terkendala bahasa yang belum fasih, tetapi akan terjadi interaksi dan komunikas setara. Hal tersebut agar generasi muda Sukabumi dan Indonesia siap berkompetisi di kancah global.

Selain itu, kami juga hingga saat ini sudah bekerjasama dengan banyak perusahaan besar ternama, baik nasional maupun internasional. Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain Telkom Indonesia, Chevron, dan Indonesia Power. Selain itu, juga telah bekerjasama dengan Farglory di Taiwan. “Manfaat kerjasama industri ini agar mahasiswa bisa melakukan magang dan menyerap ilmu di dunia kerja, serta bisa direkrut perusahan tersebut ke depannya.

Bagi mahasiswa kami sendiri penguasaan bahasa asing ini sangat vital, agar mahasiswa tidak gagap baik dalam pergaulan internasional maupun saat penempatan magang atau bekerja di luar negeri.

  1. Bagamana cara UNsP agar mahasiswanya tidak gagap saat sudah begaul di lingkungan global?

Iya, kami terus berupaya sungguh-sungguh, seperti dengan membuat kurikulum yang selaras dengan era industri. Contohnya, karakter kurikulum yang selaras dengan era industri itu seperti apa diperlukan critical thinking. Jadi, pada era industri diperlukan manusia kritis terhadap sesuatu.

Kedua, mendorong agar mahasiswa memiliki kemampuan melakukan komunikasi yang dibutuhkan industri, dan kreativitas individu, bukan kreativitas kelompok. Dan ketiga, kemampuan mengkomunikasikan sesuatu, serta keempat adalah kolaborasi. Contohnya untuk komunikasi, UNsP memberikan empat semester untuk mempelajari bahasa Inggris. Ini bukti kesungguhan kita dalam menciptakan lulusan andal dalam berkomunikasi. Di perguruan tinggi lain hanya dua semester.

Kurikulum Selaras dengan Era Industri

Selaras dengan era industri artinya, Universitas Nusa Putra (UNsP) menyelaraskan kurikulumnya sesuai dengan kebutuhan di era industri. Contoh pertama dari karakter kurikulum yang selaras dengan era industri itu seperti apa? Jika bicara formula di era revolusi industri, maka diperlukan critical thinking. Jadi, pada era industri diperlukan manusia kritis terhadap sesuatu. Kritis dalam artian tidak mudah percaya.

Banyak contoh dalam penerapan sehari-hari. Di mana kita banyak menemui orang dengan kepintaran bidang tertentu, misalnya nilai matematikanya bagus, tetapi kurang kritis. Misalkan sekarang di era media sosial, banyak orang membaca kabar kemudian langsung di-share, padahal dia sendiri tidak meyakini kebenaran kabar tersebut.

Manusia dengan karakter seperti itu tidak akan bertahan di era persaingan global. Karena orang tersebut tidak memiliki kemampuan menyaring sebuah informasi secara kritis. Kemudian contoh kedua, yang dibutuhkan saat ini adalah kemampuan dalam melakukan komunikasi yang dibutuhkan industri, dan kreativitas individu, bukan kreativitas kelompok. Karena itu, UNsP membuat kurikulum berbasis pertama, critical thinking. Kedua, kreativitas, dan ketiga, kemampuan mengkomunikasikan sesuatu, serta keempat adalah kolaborasi.

Contoh untuk critical thinking, papar Iyus, adalah mahasiswa diberi kebebasan untuk berorganisasi. Bahkan kuliahpun cukup dua tahun, dan dua tahun berikutnya diberi kebebasan mengambil kuliah kampus luar negeri, agar kreativitasnya berkembang.

Kemudian contoh komunikasi, NPU memberikan empat semester untuk mempelajari bahasa Inggris. “Ini bukti kesungguhan UNsP dalam menciptakan lulusan andal dalam berkomunikasi. Sedangkan di perguruan tinggi lain hanya dua semester,” jelasnya lagi.

Kemudian contoh kolaborasi, mahasiswa universitas yang berkampus di Jl. Raya Cibolang, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, itu dapat mengerjakan tugas akhir secara berkelompok, misalnya tiga orang. “Dengan catatan harus diikutsertakan dalam event internasional seperti 4rd International Con-ference on Computing, Engineering, and Design (ICCED) 2018, di Bangkok, Thailand, tanggal 6-8 September dan yang kelima di Singapura April 2019 ini.”

BIO DATA

Iyus Maulana

Tempat Tgl Lahir:

Panjalu, 30 September 1986

Alamat

Perumahan Nusa Putra Residen Kampung Ciraden RT 10/03 Desa Cisaat, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi 

e-Mail

[email protected] 

Pendidikan Formal

  1. 1994-2000: SDN 3 Sandingtaman, Ciamis
  2. 2000-2003: MTs Al-Hidayah, Ciamis
  3. 2003-2006: SMK TEKNIKA, Cisaat
  4. 2006 – 2010: STT Nusa Putra

 

Pengalaman Kerja:

  1. 2010-Sekarang : Bekerja Di Universitas Nusa Putra sebagai Direktur Penempatan dan Karir Mahasiswa

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *