Wayan Di New York

“Protes pada anak saya,” jawabnya.Ia pun menceritakan bagaimana anaknya itu. Selalu ganti-ganti Ferrari. Kalau tidak dibelikan ngambek. Ups….

Jadi, ada juga. Yang anak dan bapaknya rujak sentul. Tapi teman yang saya kirimi ucapan selamat tadi ternyata tidak gembira. Saya menyesal memberinya ucapan selamat. Ia justru menelepon saya. Mengajak ketemu. Janjian makan malam. Di Papillon. Ada salad kale di situ. Ia pengin menjelaskan panjang lebar. Singkatnya: itu bukan anaknya.

Bacaan Lainnya

Ups…“Tapi kenal Ezra William itu?,” tanya saya.“Tidak.”“Tahu?”“Tidak.”Ups…“Gak apa-apalah,” kata saya, “tiwas beken”.“Isteri saya kan baru berumur 45 tahun. Mana mungkin disebutkan punya anak itu. Yang umurnya 29 tahun,” katanya sambil tertawa.

Seorang ponakannya, katanya, tahu Ezra itu siapa. Pernah menjadi adik kelasnya. Di SMP. Salah satu SMP internasional di Jakarta. Tapi sejak lulus dari situ tidak pernah ketemu lagi.

Dalam penulisan di media internasional itu kelihatannya memang ada salah paham. Bukan Ezra sendiri yang mengatakan bahwa dirinya anak teman saya itu. Ia hanya mengaku anaknya konglomerat Indonesia. Dan bapaknya itu mensupport penuh. Untuk rencananya membuka resto di New York. Nama restonya ‘Wayan’. Masakan Indonesia gaya Amerika. Mulai buka awal Februari depan.

Ezra ingin membuktikan. Bahwa ia seorang pekerja keras. Bukan hanya tahu pesta. Seperti yang terkesan dari instagramnya. Yang followernya mendekati 80 ribu itu. Dari seluruh dunia itu. Ezra kelihatan masgul kalau ada anggapan ini: hanya menghabiskan uang bapaknya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *