RADARSUKABUMI.com – JAKARTA – Pemerintah berkomitmen mengurangi angka kemiskinan. Memangkas ketimpangan ekonomi. Itu bisa dilakukan melalui sejumlah langkah jitu semisal program keluarga harapan (PKH).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Kenaikan ketimpangan bisa terjadi. Penghargaan tidak bisa disamakan antara yang kreatif dengan non-kreatif. ”Itu tidak berarti orang boleh dibiarkan miskin dan tertinggal,” tutur Sri Mulyani, di Jakarta.
Orang kaya dan kelas menengah mungkin bisa mandiri. Namun, tidak dengan orang miskin. Karena itu, pemerintah menggulirkan sejumlah program untuk membantu rakyak. Misalnya, PKH. Tahun ini, anggaran PKH dinaikkan dua kali lipat.”Program itu untuk mengentas kemiskinan,” ucap Ani Sapaan akrab Sri Mulyani.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, dibanding Amerika Latin, angka ketimpangan di Indonesia tidak banyak. Yakni hanya 0,38 persen. Adapun negara di Amerika Latin angka ketimpangan mencapai 0,6.
Untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saat ini, pemerintah bisa melakukan sejumlah hal untuk membantu rakyat miskin. Beda halnya saat reformasi, 97/98 silam. Di mana, APBN kala itu amat krisis. ”Jadi, saat ini banyak yang bisa dilakukan. Bahkan, instrumen APBN banyak diberikan untuk kelas menengah,” bebernya.
Tidak hanya itu, pemerintah juga memberikan dukungan untuk seniman. Seperti melalui Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan sebagainya. Menyangkut utang, pemerintah terus melakukan pengelolaan utang dengan sangat hati-hati (pruden) dan terukur (akuntabel). Perkembangan kelas menengah, membuat industri kreatif meroket. ”Dulu saya tidak pernah pikirkan orang beli batik Rp 5-10 juta,” tukas Mantan Menkeu Chatib Basri.
(dai)