Mr Seven Eleven

RADARSUKABUMI.com – From hero to apalah namanya. Reputasinya menembus langit. Tiga tahun lalu. Sekarang di dalam tahanan. Di Jepang. Sudah tiga kali perpanjangan masa penahanan. Ia tetap merasa tidak bersalah.

Itulah nasib Carlos Ghosn. Orang yang menyelamatkan Nissan dari kebangkrutan. CEO terbaik di lingkungan pabrik mobil dunia. Nasibnya lebih buruk dari Meng Wanzhou. CFO Huawei yang ditahan di Kanada itu. Putri pendiri raksasa IT Ren Zhengfei itu. Yang bisa minta ditahan luar. Dengan jaminan uang Rp 10 miliar. Dan jaminan teman-teman Kanadanya.

Bacaan Lainnya

Ghosn sudah minta ditahan luar. Dengan jaminan berapa pun. Sanggup juga seperti Meng: tidak lari. Akan tetap di Jepang. Paspornya ditahan. Dijaga 24 jam. Dengan biaya penjagaan ditanggungnya sendiri. Dipasangi gelang digital. Di kakinya. Agar polisi selalu tahu di mana posisinya. Tetap tidak dikabulkan.

UU Jepang tidak mengenal uang jaminan. Seorang tersangka harus terus ditahan. Dampai ada putusan pengadilan. Tuduhannya: penyalahgunaan uang perusahaan Nissan. Yang lapor: orang dalam Nissan. Yang tidak dipublikasikan siapa nama dan jabatannya.

Padahal banyak padahalnya. Tanpa Ghosn Nissan sudah bangkrut. Hutangnya 20 miliar dolar. Produknya 46 model hanya 3 model yang laku. Saat itu Nissan sudah rugi 6,6 miliar dolar. Sekitar Rp 100 triliun. Nissan pada dasarnya sudah menyerah. Sudah sulit untuk terus hidup. Sahamnya pun dilepas ke Renault. Perusahaan mobil terbesar Perancis. Saham yang dilepas sampai 34,4 persen.

Renault sendiri masih berani membeli Nissan karena Ghosn. Saat itu Ghosn sudah menjabat wakil presiden di Renault. Ghosn sendiri bisa mencapai posisi itu karena prestasinya. Ghosn-lah yang menyelamatkan Renault. Juga dari ancaman kebangkrutan. Menjadi perusahaan mobil yang berjaya lagi. Berkibar tinggi di pasar Eropa. Yang keuangannya menjadi sangat sehat. Sehingga mampu membeli Nissan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *