Kerugian Bencana Capai Rp 27 M

RADARSUKABUMI.com – SUKABUMI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi memprediksi angka bencana alam pada tahun ini meningkat. Mengingat, angka pada dua tahun lalu, kejadian bencana terus bertambah akibat cuaca yang tak bersahabat.

BPBD Kabupaten Sukabumi mencatat, insiden bencana alam mulai Januari hingga Desember 2018 lalu, jumlahnya mencapai 542 bencana. Dari jumlah tersebut, longsor masih mendominasi rentetan bencana yang terjadi di Sukabumi.

Bacaan Lainnya

“Kalau kita rinci jumlah bencana tahun 2018 itu, 104 kebakaran, 254 longsor, 20 banjir, 86 angin kencang, 4 gempa bumi, 14 pergerakan tanah dan 60 lain-lain. Jadi memang, longsor paling sering terjadi,” ujar Kepala pusat Pengendalian Operasional BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna kepada Radar Sukabumi, kemarin (24/1).

Disinggung soal kerugian, Daeng menyebutkan kerugian yang dialami pemerintah daerah pada tahun 2018 itu cukup fantastis, yakni sebesar Rp 27.065.500.000. Angka kerugian tahun 2018 ini, jauh lebih sedikit dengan angkat tahun 2017, yakni sebesar Rp 46.450.900.000.

“Kalau tahun 2017, itu sangat tinggi. Jumlah kejadian sebanyak 746 kejadian, dengan rincian 117 kebakaran, 353 longsor, 58 banjir, 121 angin kencang, 3 gempa bumi, 29 pergerakan tanah, 1 tenggelam dan 64 lain-lain,” kata Daeng.

Menurut Daeng, kendati angka bencana alam menurun ditahun 2018 lalu, namun kerugian justru meningkat jauh lebih tinggi dari 2017. “Untuk angka bencana di Kabupaten Sukabumi sejauh ini masih didominasi oleh bencana longsor. Karena memang memiliki kerawanan yang cukup tinggi,” ujarnya.

Dalam penanganan bencana sambung dia, pihaknya hanya memberikan bantuan berupa stimulan untuk para korban. Misalnya saja, makanan pokok seperti beras dan lain sebagainya. “Selain itu, melakukan berkoordinasi dengan dinas terkait agar para korban segera mendapatkan bantuan,” ucapnya.

Ia menghimbau, memasuki musim hujan seperti sekarang ini masyarakat harus bisa meningkatkan kewaspadaannya. Terlebih bagi warga yang rumahnya dekat dengan tebing dan berada di pinggiran sungai. “Apalagi jika turun hujan, diharapkan warga bisa waspada karema bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *