Komite Ad Hoc Integrity Tetap Wacana

ilustrasi

RADARSUKABUMI.com–Saat ini kepercayaan publik kepada PSSI sedang berada dalam titik yang rendah. Sayang, langkah-langkah yang diambil induk olahraga sepak bola nasional itu belum progresif dan lamban.
Padahal, sudah tiga petinggi PSSI yang terciduk Satgas Antimafia Bola.

Ya, dua di antaranya sudah berstatus tersangka, yakni anggota Exco PSSI Johar Lin Eng dan anggota Komdis PSSI Dwi Irianto alias Mbah Putih. Lalu, mantan anggota Exco Hidayat masih berstatus saksi. Karena itu, publik berharap wacana terkait Komite Ad Hoc Integrity segera direalisasikan.

Bacaan Lainnya

Ternyata, keseriusan PSSI soal realisasi pembentukan Komite Ad Hoc Integrity belum terwujud. Faktanya, rencana pembentukan badan yang bertujuan menangani kasus match fixing dan match setting di sepak bola tanah air itu baru benar-benar direalisasikan pada 2020.

Setelah pertemuan PSSI dengan Integrity Executive Legal Affairs AFC Mohammad Yazid bin Zakaria belum lama ini, rencana berubah menjadi membentuk komite percobaan. Artinya, hanya cikal bakal untuk sebuah departemen khusus di bawah kesekjenan PSSI.

Departemen itu pun baru dibentuk pada 2020. Padahal, masalah match fixing dan match setting sudah marak di Indonesia. Saking maraknya, polisi membentuk Satgas Antimafia Bola untuk menyelesaikannya. Sebaliknya, PSSI masih berkutat pada tata cara dan sistem yang harus dijalankan dan puncaknya pembentukan departemen pada 2020.

Sekjen PSSI Ratu Tisha menegaskan, untuk mendirikan sebuah departemen integrity, diperlukan pemikiran yang matang. Alasannya, departemen itu tidak bersifat sementara. “Bukan cepat yang kami targetkan, tetapi efektif. Sebab, ini terkait dengan isu match integrity dan merupakan hal yang sangat sensitif di sepak bola,” katanya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *