Tiga Hotel Tiga Malam

Memang tidak ada obyek wisata di sisi ini. Meski pantai Marmaranya dibuat bersih, rapi dan indah. Yang panjangnya sekitar 10 Km. Tidak kalah dengan woterfront city di kota-kota di Tiongkok. Di sisi Atasehir ini juga bermunculan pencakar-pencakar langit. Pertanda lagi menggeliat berat.

Bandara besar juga ada di sisi ini. Saya naik pesawat dari bandara Sabaha ini. Ketika balik ke Beirut lagi. Masjid terbesar di Turki pun lagi dibangun di sisi Asia ini. Hampir selesai. Tidak kalah dengan masjid Biru di kota lama. Menaranya pun dibuat enam.

Sudah lebih 1000 tahun. Tidak ada orang Turki yang berani. Membangun masjid dengan enam menara. Hanya Recip Erdogan yang punya nyali. Tidak takut dianggap menyaingi kebesaran Turki Usmani. Atau Kemal Attaturk. Erdogan bisa jadi memang merasa sebagai pemimpin besar Turki masa kini. Baik juga.

Berada di Istanbul sisi timur memang beda sekali. Tidak terasa hingar bingar turisme. Hiburan. Gemerlapan. Tapi mal-mal baru juga terus berdiri. Di dekat hotel saya ini saja ada mal istimewa: halaman tengahnya air mancur menari. Nama mallnya sendiri Water Garden. Di sini saya makan Iskender. Yang lebih enak lagi di resto aslinya.

Saya melihat Istanbul sisi timur akan bisa seimbang dengan sisi barat. Di masa depan. Ini sekaligus beban untuk selat Bosphorus. Tiga jembatan tidak akan memadai lagi. Satu tunnel baru itu akan segera padat. Siapa takut.

 

(dahlan iskan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *