Pantai Plentong Sepi Pelancong karena Tsunami Selat Sunda

Pantai Plentong di Indramayu

INDRAMAYU, RADARSUKABUMI.com – Selama musim liburan Natal, jumlah pengunjung di objek wisata bahari paling barat Bumi Wiralodra anjlok. Penurunannya ditaksir mencapai 50 persen.

Hal ini disebabkan adanya bencana tsunami yang menerjang Selat Sunda.

Bacaan Lainnya

Dan berdampak terhadap kunjungan wisawatan ke objek wisata bahari Pantai Plentong Desa Ujunggebang, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu.

“Biasanya kalau musim liburan rata-rata 3.000-4.000 pengunjung per hari. Sekarang tinggal setengahnya. Di kisaran 1.500-2.000-an. Sekarang memang rada sepi,” sebut Kuwu Ujunggebang, Kusnato kepada Radar Indramayu (Radarsukabumi.com grup), Rabu (26/12).

Dia mengakui, sepinya pengunjung disebabkan bencana alam tsunami yang menerjang kawasan pantai Banten dan Lampung. Masyarakat dihantui kecemasan untuk berwisata ke kawasan pantai sehingga memilih lokasi lain seperti daerah pegunungan.

Terlebih ungkap Kuwu Kusnato, cuaca sepanjang sepekan terakhir kurang bersahabat bagi para wisatawan. Hal ini menyusul datangnya angin musim baratan ditandai dengan angin kencang serta gelombang tinggi yang menerjang kawasan Pantai Plentong.

Demi menjaga kenyamanan dan keamanan pengunjung, pihak pengelola memberikan tanda batas serta larangan bagi wisatawan untuk tidak bermain ditepi laut.

“Petugas dari Polisi Air juga diterjunkan untuk turut menjaga wisatawan. Tanda larangan bermain di laut terpasang di semua titik rawan,” ujarnya.

Selain penurunan drastis kunjungan wisatawan, ungkap dia, masyarakatnya yang tinggal dikawasan pesisir sempat merasakan fenomena alam yang diduga berhubungan dengan bencana tsunami Selat Sunda.

Yakni terjadinya penyusutan air laut hingga sepanjang 50 meter dari bibir pantai. Fenomena ini dialami oleh warga yang bermukim di kawasan Pantai Plentong dan Pantai Ujunggebang.

“Sehari sebelum bencana tsunami itu, air laut surut. Padahal lagi terang bulan yang semestinya ada rob atau pasang air laut. Tapi ini surut sampai 50 meter ke anjungan bambu. Setelah bencana, air laut normal lagi,” terang dia.

(RC/pojokjabar/izo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *