Seberapa Bahayakah DIARE Pada Anak-anak/Bayi?

RADARSUKABUMI.com -Apa itu DIARE??? Apakah DIARE pada anak itu berbahaya.Diare akut adalah buang air besar (BAB) dengan konsistensi yang lebih lunak atau cair yang terjadi dengan frekuensi =3× dalam 24 jam dan berlangsung dalam waktu 14 hr.

Penyebab diare pada anak umumnya disebabkan oleh virus, sedangkan pada dewasa disebabkan oleh bakteri, namun pada anak-anak juga bisa disebabkan oleh bakteri dan juga alergi ataupun keracunan. Diare pada anak umumnya didapatkan dari makanan atau minuman yang tercemar virus/bakteri/racun.

Bacaan Lainnya

Jika sesorang anak yang mengalami mencret disertai muntah yang frekuensinya <3x sehari dan masih mau minum banyak, hal ini tidak berbahaya.

Kenapa bisa tidak berbahaya padahal mencretnya disertai muntah? Hal ini disebabkan karena carian tubuh yang keluar melalu mencret dan muntah sudah disubstitusi/digantikan oleh cairan yang diminum oleh anak tersebut.

Jadi bagaimana diare yang bisa menyebabkan bahaya pada anak-anak? Yaitu kondisi anak-anak yang sedang mencret disertai atau tanpa disertai muntah yang terus menerus (=3×/hari) dan sulit untuk masuk minum, sehingga subtitusi cairan tubuh tidak terpenuhi untuk menggantikan cairan yang keluar, maka kondisi dapat menjadi bahaya untuk anak tersebut, dimana anak tersebut akan terjadi DEHIDRASI bahkan bisa sampai terjadi syok dan menjadi tidak sadar.

Akibat dari dehidrasi ini juga akan menyebabkan terganggunya beberapa elektrolit tubuh sehingga dapat menimbulkan beberapa gejala-gejala lain, seperti nafas menjadi cepat, penurunan kesadaran, dan bisa muncul kejang-kejang.

Jadi, DIARE itu tidak berbahaya jika kita bisa menjaga asupan cairan tubuh anak-anak yang sedang mencret/muntah, yang menjadi bahaya adalah jika terjadi DEHIDRASI.

Mencret pada anak merupakan salah satu respon tubuh untuk membuang bakteri/virus yang mengganggu disaluran pencernaan, sehingga orang tidak perlu khawatir jika anak mengalami diare, dan JANGAN PERNAH memberikan obat mencret/diare apapun bentuknya kepada anak/bayi, karena efek sampingnya akan sangat berbahaya, dimana bisa menyebabkan saluran pencernaan (terutama usu) tersumbat, jika sudah tersumbat maka penanganan/pengobatannya hanya 1 yaitu harus dilakunan tindakan operasi.

Bagaimana cara menilai anak kita yang mengalami DEHIDRASI?

Secara umum cara menilai dehidrasi pada anak-anak cukup kita lihat beberapa bagian dari tubuhnya, seperti;

  1. KESADARAN

Perhatikan kondisi kesadaran anak, jika anak mulai DIAM, terlihat LEMAS, atau TIDUR TERUS walaupun sudah dibangunkan tetap tidur, maka anak tersebut sudah terjadi dehidrasi atau bahkan sudah terjadi syok yang disertai penurunan kesadaran.

  1. UBUN-UBUN KEPALA (hanya berlaku untuk anak usia < 2 tahun)

Apakah ubun-ubunnya CEKUNG atau TIDAK? Jika CEKUNG, menandakan sudah terjadi dehidrasi.

  1. MATA

a. Perhatikan kedua mata anak, apakah CEKUNG atau TIDAK ? Jika CEKUNG, maka sudah terjadi dehidrasi
b. Perhatikan air mata anak, jika anak tersebut menangis tetapi tidak ada air mata atau matanya kering, makan sudah terjadi dehidrasi

  1. MULUT

Perhatikan bibir anak, apakah LEMBAB atau KERING? jika KERING, maka sudah terjadi dehidrasi

  1. KULIT PERUT

Perhatikan kulit perut, apakah masih TEGANG atau menjadi LENTUR? Jika menjadi LENTUR, maka sudah terjadi dehidrasi.

Penilaian terhadap 5 bagian diatas dapat menjadi penilaian awal kita dirumah terhadap anak jika mengalami mencret/muntah, sehingga orang tua bisa mengantisipasi lebih dini dan mencegah anak-anak untuk terjadi dehidrasi.

Secara medis, penilaian kondisi anak yang diare dibagi menjadi 3 yaitu, diare tanpa dehidrasi, diare dengan dehidrasi ringan-sedang, dan Diare dengan dehidrasi Berat.

Bagaimana cara membedakan ketiganya? Untuk membedakan ketiganya diperlikan penilaian dan pemeriksaan secara medis lebih lanjut dan terperenci.

Yang pasti bahwa, jika dari 5 hal penilaian yang telah disebutkan diatas kita menemukan salah satunya, maka segara bawa anak anda ke DOKTER terdekat untuk diperiksa lebih lanjut, sehingga penanganannya lebih tepat dan mencegah untuk terjadi dehidrasi.

Bagaimana mencegah anak yang DIARE agar tidak terjadi DEHIDRASI?
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi pada anak yang sedang diare sangat mudah, prinsipnya yaitu memenuhi kebutuhan cairan anak yang telah dibuang melalui mencret/muntah.

Bagaimana cara untuk memenuhi cairannya? Kebutuhan cairan anak tidak boleh berlebih ataupun kurang, sehingga diperlukan dosis jumlah cairan yang cukup.

Penderita diare TANPA DEHIDRASI harus segera diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi. Pengobatan dilakukan di rumah oleh keluarga penderita.

  1. Pemberian cairan
    Jumlah cairan oralit yang diberikan SETIAP HABIS BAB yaitu:
    a. Anak usia <2 th : 50–100 mLb. Anak usia 2–10 th: 100–200 mLc. Anak >10 th atau dewasa: sebanyak yang diinginkan
    Pemberian cairan ini dilanjutkan sampai diare berhenti. ASI dan makanan yang biasa dimakan harus tetap diberikan.
  2. Pemberian Zinc
    Zinc diberikan selama 10–14 hr berturut-turut meskipun anak sudah sembuh dari diare, dosis sebagai berikut:
    a. Untuk bayi usia <6 bl diberikan dosis 10 mg/hari
    b. Untuk bayi usia =6 bl diberikan 20 mg/hari
  3. Diet makanan untuk anak/bayi diare
    Meneruskan pemberian makanan akan mempercepat kembalinya fungsi usus yang normal termasuk kemampuan menerima dan mengabsorpsi berbagai nutrien. Jenis makanan yang diberikan pada bayi dan anak diare mengikuti pola pemberian makanan anak sehat:
  4. Anak yang masih disusui secara eksklusif, ASI tetap diberikan. ASI berfungsi sebagai makanan tunggal.
  5. Pada anak diare yang mendapat susu formula dan didapatkan tanda-tanda alergi susu laktosa (tanda-tandanya: perut menjadi kembung dan pantatnya menjadi merah), dapat diganti dan diberikan susu yang bebas laktosa. Bila gejala alergi susu laktosa sudah membaik, secara bertahap kembali ke susu semula (3-4 hari setelah diare menghilang).
  6. Anak yang sudah mendapatkan makanan, diet makanan lunak, rendah serat dengan porsi kecil tapi sering.
  7. Kapan anak diare harus dibawa ke DOKTER/PUSKESMAS/RUMAH SAKIT ??
  8. Jika anda menemukan beberapa gejala yang muncul pada anak/bayi anda seperti dibawah ini setelah pemberian cairan/zinc/diet makanan, yaitu:
  1. Diare bertambah cair
  2. Muntah terus menerus
  3. Panas badan/Demam
  4. Anak tampak kehausan
  5. Anak tidak mau makan atau minum
  6. Diare berdarah Maka segera bawa anak/bayi anda ke fasilitas kesehatan terdekat untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
    Mari selalu kita jaga kesehatan anak-anak kita, dan selali kita perhatikan asupan makanaan dan minuman yang diberikan agar anak-anak kita mendapatkan asupan gizi yang seimbang sehingga tumbuh kembangnya lebih baik dan selalu diberikan imunitas tubuh yang tinggi agar terhindar dari segala bentuk penyakit.
  7. INGAT!!! JANGAN PERNAH BERIKAN OBAT DIARE PADA ANAK/BAYI..!!! BERBAHAYA…!!!.

dr. Akhmad fauzan firdaus
Dokter Umum RS Betha Medika(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *