Rumah-Rumah Panggung, Museum, dan Sekuntum Mawar

Kebersihan dan ekosistem di sepanjang delta Tigre demikian terjaga. Bisa jadi pelajaran bagi pengelolaan wisata sungai di tanah air. Berikut catatan wartawan Jawa Pos Juneka S. Mufid yang baru balik dari sana.

SUDAH pukul 09.30. Tapi, udara Desember di Buenos Aires, Argentina, cenderung dingin. Cukup membuat menggigil kalau berlama-lama di luar mobil yang akan membawa kami ke Tigre. Pagi itu saya ikut rombongan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mengunjungi Tigre. Sebelum meninggalkan Buenos Aires setelah menghadiri pertemuan tingkat tinggi G20.

Bacaan Lainnya

Dari Hotel Hilton di dekat kanal Rio Darsena Sur di Puerto Madero, rombongan menuju ke utara. Dengan pengawalan polisi Argentina yang ketika di jalan tol bisa berdiri di sepeda motornya itu, cuma butuh waktu sekitar setengah jam untuk sampai di dermaga Jalan Lavalle di Tigre. Sebuah kapal cukup besar yang bisa membawa sekitar 100 orang sudah siap menunggu.

Begitu seluruh anggota rombongan naik, Kapal Rio Jet I yang dua tingkat itu pun berjalan perlahan. Bagian atas dipakai untuk duduk-duduk melihat pemandangan sekitar. Di awal perjalanan, suguhan panoramanya masih berupa rumah-rumah biasa yang berada di dekat dermaga. Desain arsitekturnya tak jauh berbeda dengan rumah di pusat kota Buenos Aires.

Tapi, setelah sekitar 15 menit perjalanan di Sungai Lujan menuju ke Sungai Sarmiento, pemandangan menjadi lebih khas. Rumah di kanan dan kiri sungai itu lebih jarang. Bentuknya pun berbeda. Seperti rumah panggung kayu yang lantai rumahnya tak langsung bersentuhan dengan tanah. Maklum, sungai bisa kapan saja meluap dan masuk ke area permukiman warga.

Misalnya, pada pagi itu. Sisa-sisa banjir yang baru saja surut begitu terlihat. Pohon-pohon di sekitar rumah warga masih meninggalkan jejak level ketinggian banjir. Dari pangkal pohon, level ketinggian air itu sekitar satu meter. Di depan rumah warga juga tersedia jembatan dan dermaga yang menjorok ke sungai. Beberapa boat berukuran lebih kecil tampak parkir di dekat dermaga kayu itu.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *