Siapa Pendana KKB OPM?

JAKARTA – Senjata yang dipakai kelomok kriminal bersenjata (KKB) di Papua ternyata didapat dari berbagai sumber. Diantaranya Filipina dan Ambon. Demikian diungkap Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol A.M. Kamal. Sayangnya, aliran senjata itu sulit dideteksi.

Salah satu kesulitannya adalah kondisi mendan dan alam sehingga menyulitkan petugas mengadang senjata-senjata itu didapatkan kelompok pimpinan Egianus Kogoya itu. “Kalau dari lokal itu senjata itu biasanya bekas daerah konflik,” kata Kamal.

Bacaan Lainnya

Kamal menyebut, ada banyak jalur tikus yang dimanfaatkan KKB untuk mendatangkan senjata itu. “Yang jadi masalah adalah kondisi geografis dan kerasnya alam Papua. Ada laut luas dan pegunungan,” bebernya.

Sementara, terkait dana KKB untuk membeli senjata, hingga kini juga masih belum diketahui persis. “Kalau nanti tertangkap pasti bisa diketahui,” paparnya.

Hingga saat ini, sambungnya, proses evakuasi terhadap lima pekerja yang belum ditemukan juga masih terus berlangsung. Pihaknya menduga, lima korban tersebut terpisah. “Kemungkinan tiga orang dieksekusi dan dua lainnya memisahkan diri dari kelompok yang telah ditemukan,” lanjutnya.

Terpisah, pengamat militer sekaligus Mantan Wakasad Letjen (Purn) Kiki Syahnakri menuturkan, penyekatan pasokan senjata itu hanya salah satu cara, namun harus dilakukan upaya terpadu. “Saat ini masalah utamanya adalah ketidakadilan sosial di Papua. Ini yang memicu munculnya KKSB,” katanya.

Karena itu, penyekatan itu dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk memberikan keadilan sosial terhadap masyarakat Papua. Dengan begitu, hati rakyat Papua bisa direbut kembali. “Bila dihadapi secara militer, tentunya penyekatan juga secara otomatis masuk dalam tugas itu,” terangnya.

Dia juga mengusulkan penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga. Namun, bukan berasal dari asing atau luar negeri. Pihak ketiga ini bisa dari kelompok lokal seperti dewan gereja dan organisasi adat di Papua. “Mereka yang menengahi, jangan asing. Sebab, kita mengetahui ada campur tangan asing dalam kejadian di Papua,” saran dia.

Salah satu langkah yang bisa ditempuh adalah mencontoh perundingan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). KKB di Papua bisa membentuk partai lokal sebagai bagian dari upaya memperbaiki ketidakadilan sosial di Papua. (jpg/ruh/pojoksatu)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *