Gedung Untad Luluh Lantak, Butuh Ratusan Miliar

PALU – Sejumlah gedung di komplek kampus Universitas Tadulako (Untad), Palu yang rusak akibat gempa masih teronggok begitu saja. Mereka menyebutkan baru mulai pembangunan pada Januari 2019.

Perhitungan sementara, anggaran yang dibutuhkan Rp 400 miliar. Gedung yang rusak parah di antaranya adalah kantor dekanat FISIP. Gedung tiga lantai ini benar-benar hancur dan tidak bisa digunakan. Lantai satunya ambruk tertimbun lantai dua dan tiga.

Kerusakan serupa juga terjadi di gedung dekanat Fakultas Kehutanan. Lantai satu gedung ini ringsek seperti terjepit dua lantai di atasnya. Bangunan memang masih berdiri. Namun tidak bisa difungsikan.

Gedung Fakultas Hukum serta gedung auditorium baru juga mengalami kerusakan akibat gempa hebat yang terjadi pada Jumat 28 September lalu. Gedung rektorat baru dan lama juga mengalami kerusakan.

Akibat kerusakan ini, Rektor dan jajaran Wakil Rektor tidak bisa lagi berkantor di lantai empat. Mereka semuanya pindah ke ruangan lantai satu. Dinding retak dan lantai bergelombang terlihat di sejumlah bagian gedung rektorat.

Kepala Biro Akademik Kemahasiswaan dan Perencanaan Untad Rudy Gosal mengatakan, untuk sementara sejumlah bangunan yang tidak itu memang dibiarkan dahulu. “Rencana mulai direhabilitasi Januari 2019,” jelasnya, Selasa (4/12).

Semula kampus Untad menghitung biaya rehabilitasi mencapai Rp 400 miliar. Kemudian secara bertahap akan dibangun untuk diperbaiki.

Rudy menuturkan yang membangun gedung rusak nantinya adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Sejak gempa terjadi tidak ada alat berat yang masuk ke kampus untuk meratakan bangunan rusak. Pihak kampus juga akan mendata ulang, siapa tahu masih ada ruangan lain yang bisa digunakan untuk belajar.
Saat ini masih ada proses kegiatan belajar dan kegiatan kemahasiswaan yang digelar di tenda darurat.

 

(wan/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *