Satgas Endus Praktik Curang

JAKARTA – Harga beras medium men­galami kenaikan belakangan ini. Kemarin, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) turun langsung memantau harga di lapangan.

Kedua pejabat tersebut menyambangi Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Ikut pada kegiatan ini, Direktur Pengadaan Perum Bulog Bacthiar, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Tri Wahyudi Saleh, Kepala Satgas Pangan Setyo Waseso, dan Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi.

Bacaan Lainnya

Harga beras medium di PIBC terpantau mengalami kenaikan berkisar Rp 9.600 hingga 10.200 per kilo gram (kg) dari sebelumnya Rp 9.300 per kg. Harga beras medium itu sudah melesat jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah adalah Rp 9.450.

Menteri Amran menyayangkan harga beras medium mengalami kenaikan. Menurutnya, kenaikan itu sebagai sebuah anomali. Karena, stok lebih banyak dari biasanya. “Kita serahkan ke satgas pangan sajalah. Kita mengimbau kepada semua pihak, supaya jangan mengubah harga,” ujar Amran.

Amran melihat, kenaikan harga beras medium dipicu menipisnya stok jenis beras tersebut. Hal itu disebabkan ada beras medium dijual jadi beras premium. Ketua Satgas Pangan Setyo Wasisto memiliki kecurigaan yang sama. Beras medium naik karena ada indikasi beras tersebut disulap menjadi beras premium.

“Kita akan cek ke lapangan, cek ke lab juga sehingga apa yang disebut beras medium ya medium dan premium ya premium. Jadi enggak ada lagi menipu konsumen jual yang medium tapi premium,” kata Setyo.

Dirut Bulog Buwas-sapaan Budi Waseso memperkuat keterangan Setyo. Menurutnya, Bulog banyak menggelontorkan beras medium. Tetapi di lapangan jumlahnya tidak terlalu signifikan. “Kami dari penyuplai curiga ada perubahan dari beras medium menjadi premium,” ujar Buwas.

Dia menyebutkan stok beras premium yang beredar di masyarakat saat ini mencapai 80 persen. Akibatnya, masyarakat kecil sulit mendapatkan harga beras medium yang murah.

Buwas mengungkapkan, masalah tingginya beras medium bukan karena stok menurun di lapangan. Bulog operasi pasar setiap hari untuk stabilisasi harga. Ternyata serapannya kecil. Stok beras cukup besar di lapangan.

Direktur Utama PT Food Station Arief Prasetyo Adi menerangkan, sesuai aturan, be­ras jenis premium seharusnya hanya memiliki kadar broken atau patahan sebesar 5 persen. Namun saat ini telah mencapai 15 persen.

“Jadi dulu kadar broken cuma 5 persen. Sekarang yang namanya premium itu 15 persen,” ungkapnya.Arief mengatakan, menipisnya stok beras medium di pasar Cipinang telah terjadi sejak satu bulan lalu.

 

(rmol)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *