JAKARTA – Perdagangan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepertinya akan kembali melemah, namun masih dalam level 14.500 an. Diharapkan sentimen negatif dapat lebih berkurang sehingga laju Rupiah tetap bertahan positif.
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, adanya keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan kebijakan preemptive dan ahead the curve guna menjaga stabilitas ekonomi pada 2019, berpotensi membuat suku bunga semakin meningkat sehingga pelaku pasar cenderung bereaksi negatif meskipun akan positif untuk pergerakan Rupiah.
“Di perkirakan Rupiah akan bergerak di kisaran 14.530-14.515,” ujarnya Kamis (29/11).
Selain itu, Reza juga mengatakan, Pergerakan USD yang cenderung menguat jelang pertemuan KTT G-20 Summit yang akan mempertemukan Presiden Xi Jinping dan Presiden Trump berimbas pada pergerakan sejumlah mata uang Asia, termasuk Rupiah yang berbalik melemah.
“Di sisi lain, sejumlah sentimen positif dari dalam negeri belum cukup mampu mengangkat Rupiah yang dibarengi dengan penguatan USD tersebut,” tututnya.
Meskipun demikian, lanjutnya, komentar The Fed terkait dengan arah suku bunga yang cenderung netral membuat kenaikan USD tertahan sehingga diharapkan dapat direspon positif Rupiah untuk dapat berbalik naik.