JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi apresiasi atas keberanian Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan di tengah tekanan sebagai dampak kemerosotan perekonimian global. Terakhir, posisi tingkat bunga tercatat sebesar 6 persen setelah dengan 6 kali kenaikan sepanjang 2018.
“Baru saja kita lihat 15 November lalu gubernur BI dan jajarannya menunjukkan keberaniannya ke pasar (keuangan) dengan menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen,” ujarnya di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (27/11).
Jokowi mengaku cukup terkejut dengan kebijakan Bank Sentral tersebut. Apalagi, banyak ekonom sebelumnya memperkirakan BI tidak akan menaikkan suku bunga acuannya.
“Yang saya anggap berani itu bukan besarannya, tapi kejutannya itu. Kenapa saya sampaikan? karena laporan yang saya baca dari 31 ekonom (yang disurvei) bloomberg, hanya ada tiga yang memperkirakan BI akan menaikkan suku bunganya. (Kebijakan) Ini disambut positif oleh pasar,” ungkapnya.
Apresiasi diberikan mantan Gubernur DKI Jakarta ini karena menilai itu sebagai langkah berani di tengah gejolak perekonomian global. Menurutnya, kebijakan yang dilakukan BI menunjukkan keseriusan otoritas moneter di Indonesia dalam mengantisipasi tekanan perekonomian dalam negeri.
“Persepsinya, BI menunjukkan determinasinya untuk rupiah. Bahasa keseharian kita taringnya BI keluar, keberanian seperti inilah yang dibutuhkan di tengah ekonomi dunia yang kita lihat tidak ada ketidakpastian,” pungkasnya.
(hap/JPC)
