Di Kotim, Panitia Antisipasi Peserta Tes CPNS Bawa Jimat

RADARSUKABUMI.com, KOTAWARINGIN TIMUR – Panitia rekrutmen CPNS di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng, mengantisipasi kemungkinan peserta tes CPNS membawa jimat.

Karenanya, sebelum masuk ke ruangan tes di aula Diklat BKD Kotim, peserta diperiksa menggunakan metal detector. Hal itu untuk mencegah peserta menggunakan alat apa pun yang bisa dipakai untuk melakukan kecurangan.

Bacaan Lainnya

”Bukan hanya jimat saja sebenarnya, namun semua. Pokoknya, barang yang dilarang dibawa ke dalam ruang tes, pasti ditahan. Karena itu diperiksa dengan metal detector,” kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kotim Alang Arianto.

Alang menegaskan, dalam ruangan tes harus steril. Panitia telah menyiapkan alat tulis untuk peserta. Mereka diarahkan secara bergantian masuk ruangan ujian dari ruang tunggu. Pantauan Radar Sampit, ada peserta di sesi pertama yang diikuti 95 orang, diikuti wanita yang sedang hamil. Ada pula peserta yang terlambat.

”Peserta diharapkan hadir sejam sebelum waktu tes dimulai. Ada beberapa orang yang terlambat. Kalau memang belum mulai, kami persilakan masuk. Tapi, kalau sudah mulai, kami tidak menoleransi lagi,” ujarnya.

Sulitnya soal CPNS itu terlihat dari hasil tes yang langsung keluar. Di sesi pertama, hanya satu yang lolos, yakni Anisa. Nilai gadis itu jauh melampaui passing grade, yakni TWK 95, TIU 95, dan TKP 148. Dia mengambil formasi tenaga kesehatan di Rumah Sakit Pratama Parenggean.

Menurut Anisa, dia telah melakukan persiapan dengan belajar dan berdoa. Dia juga memiliki trik tersendiri saat mengerjakan soal. Bagian yang mudah dikerjakan terlebih dulu, baru selanjutnya soal yang sulit.

”Saya pernah ikut tahun 2014, namun tidak lulus. Saya mencoba lagi tahun ini dan alhamdulillah tahap ini bisa lulus. Semoga tahapan berikutnya dapat lulus dan niat saya jadi ASN dapat terwujud,” pungkasnya.

Tes CPNS Kotim diikuti 2.932 orang. Rinciannya, K2 tenaga guru satu orang, tenaga pendidik 1.394 orang, dan tenaga kesehatan 1.537 orang. Mereka akan memperebutkan 602 formasi yang disediakan. Terdiri 325 formasi bidang pendidikan, 275 kesehatan, dan dua formasi pengangkatan honorer K2.

(JPNN/izo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *