Hijrah: Represi Budaya dan Agresivitas Kapitalis

Kedua, teori ekternalisasi interior dan internalisasi eksterior yang diprakarsai oleh filosof dan sosiolog bernama Pierre Bordieu menjelaskan bahwa eksternalisasi interior itu dimana individu menyerap informasi dari luar dan internalisasi eksterior yaitu individu mengekspresikan pendapatnya dari dalam ke luar.

Bacaan Lainnya

Begitupun dengan fenomena pemuda hijrah, mula-mulanya mereka memiliki satu panutan. tokoh yang mereka figurkan tersebut mereka ikuti baik segala ucap maupun tindakannya. Setelah itu, proses terlembaganya figur tersebut menghasilkan eksternalisasi interior dan internalisasi eksterior yang berupa informasi yang mereka cerna dan pendapat yang mereka kemukakan.

Kecerdikan Kapitalis

Pada saat wajah dari internal muslim masih terkotak-kotakan dan terjebak pada persoalan hijrah atau tidak, pakai kerudung besar atau tidak, memakai celana cingkrang atau tidak, ada satu golongan yang cerdik dan merupakan sosok makhluk yang menakutkan bak monster leviathan raksasa dan setiap detik ia bisa mengeksploitasi manusia, golongan ini bernama kapitalis.

Jika kita cermati, di pusat-pusat perbelanjaan atau bahkan di warung-warung terdekat banyak produk yang merupakan hasil dari manifestasi kecerdikan kapitalis. Contohnya, maraknya produk kecantikan yang syari’ah bahkan facial wash dan Shampoo khusus yang berjilbab. Itu mengindikasikan bahwa kapitalis mengambil peluang dari fenomena hijrah tersebut. Mereka dengan binal menancapkan taringnya.

Fenomena tersebut melegitimasi dua karya yang diciptakan oleh sosiolog Amerika bernama Vance Oakley Packard yakni Hidden Persuaders dan The Waste Makers.

Pertama, dalam buku Hidden Persuaders ia menjelaskan secara sistematis cara kerja yang dipakai oleh agen-agen periklanan. Bagaimana publikasi yang ditampilkan di media itu mempengaruhi masyarakat dengan cara begitu halus agar masyarakat membeli produk yang diiklankan. Padahal tujuannya bukan buat mencukupi kebutuhan si pemakai, tapi untuk mencari keuntungan dan bagaimana produk tersebut laris di pasar. Ini menjadi landasan yang masif dan cukup cerdik yan dilakukan para kapitalis.

Kedua, dalam karya lainnya yakni The Waste Makers. Karya ini merupakan bagian kesatuan integral dari proposisi Hidden Persuaders. Cerdiknya para kapitalis selalu berinovasi dan berkreasi untuk tetap berproduksi, karena kata Karl Marx hakikat manusia adalah bekerja. Para kapitalis selalu berinovasi, produk yang berkala, model musiman dan model yang merupakan refleksi dari trend terbaru. Setelah itu, produk tersebut ia sebarkan di pasar. Inilah yang dimaksud Karl Marx bahwa kapitalis itu merupakan sistem yang dapat menghancurkan struktur sosial.

Kembali kepada persoalan pemuda hijrah, jika hijrah itu hanya dijadikan trend, keberagamaannya anak muda masa kini, terus banyak dari mereka mengkampanyekan di media sosial dengan nada yang mendiskreditkan orang-orang yang tak hijrah, begitupun orang yang tak hijrah mendiskriminasi orang-orang yang berhijrah. ini merupakan suatu kecacatan sosial dalam memaknai nilai-nilai spiritual.

Padahal, jika kita menggunakan pemahaman Nurcolish Madjid tentang sekularisasi. Ia menjelaskan bahwa dalam Islam tidak mengenal dikotomi aspek-aspek duniawi dan ukhrawi. Segala yang kita lakukan (kuliah, berolahraga, bahkan belajar paham kiri) bisa bermakna ukhrawi jika kita niatkan secara spiritual, semua jalan bisa jadi menuju penghambaan kepada Tuhan, begitu Nurcholish Madjid berujar.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *