Waspada Nyeri Haid

RADARSUKABUMI.com – Di era emansipasi saat ini sudah tidak asing lagi jika seorang wanita bekerja dalam kesehariannya, tidak lagi menjadi ibu rumah tangga semata namun disibukan pula dengan aktivitas pekerjaan baik diperusahaan, perkantoran ataupun sebagai enterpreuner. Tentunya untuk mendapat pekerjaan yang layak seorang wanita juga memerlukan pendidikan yang baik.

Permasalahan muncul ketika menjelang dan saat menstruasi, seorang wanita merasa nyeri dan sangat menderita akibat nyeri haid (dismenorrhoe) yang menyakitkan, sehingga menggangu aktivitas kerja maupun studi dan menurunkan kualitas hidup pada wanita usia produktif.

Bacaan Lainnya

Keluhan paling sering disebabkan oleh suatu penyakit inflamasi (peradangan) jaringan abnormal menyerupai endometrium. Dan memicu peradangan lebih lanjut yang dikenal sebagai endometriosis.

Endometriosis diketahui dapat ditemukan pada 6-10% perempuan usia reproduktif. Nyeri haid merupakan salah satu gejala tersering dikeluhkan pasien dan dapat disertai dengan kesulitan punya keturunan /infertilitas, namun tidak jarang pula endometriosis muncul tanpa adanya gejala apapun.

Endometriosis mempunyai efek yang signifikan pada kualitas kehidupan sehari-hari, bahkan dapat mengurangi produktivitas kerja seorang wanita, namun penegakan diagnosis endometriosis tidak bisa dikatakan mudah. Sejumlah penelitian mendapatkan angka diagnosis endometriosis yang terlambat hingga 7-10 tahun sampai diagnosis endometriosis berhasi ditegakkan.

Gejala tersering yang dikeluhkan oleh pasien endometriosis adalah nyeri dan/ atau gangguan kesuburan atau infertilitas. Nyeri yang dimaksud meliputi dismenorea, nyeri saat hubungan suami-istri (dyspareunia) dan nyeri saat buang air besar (diskezia). Diketahui 83% perempuan dengan endometriosis mengeluhkan salah satu atau lebih dari gejala-gejala tersebut, sedangkan sebanyak 29% perempuan tanpa endometriosis yang mengeluhkan gejala tersebut.

Nyeri haid (dismenorea) merupakan nyeri yang paling sering dikeluhkan. Adapun nyeri haid terkait endometriosis sering dimulai sebelum menstruasi muncul dan terus bertahan selama menstruasi berlangsung atau bahkan lebih lama. Keluhan nyeri tersebutberada dari dalam pelvis, menyebar terkadang berasa menjalar hingga ke punggung, paha dan dapat menimbulkan gejala lain seperti diare.

Nyeri kronis adalah nyeri hebat pada area pelvis selama lebih dari 6 bulan yang dapat berakibat pasien tidak mampu melakukan kegiatannya sehari-hari hingga memerlukan pengobatan. Dispareunia dalam yang berkaitan dengan endometriosis umumnya terjadi sebelum menstruasi, yang kemudian terasa semakin nyeri diawal menstruasi.

Klasifikasi Endometriosis

American Society of Reproductive Medicine (ASRM) membagi endometriosis menjadi 4 derajat keparahan berdasarkan lokasi, luas kedalaman implantasi dari sel endometriosis, adanya perlengketan dan ukuran endometrioma ovarium, yaitu menjadi :

1. Minimal
2. Ringan
3. Sedang
4. Berat

Merujuka pada data Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tahun 2010-2011 sebanyak 43.4% pasien endometriosis merasakan nyeri berat yang berakibat tidak dapat beraktivitas sehari-hari, 36,7% merasakan nyeri derajat sedang dengan keterbatasan aktivitas sehari-hari dan 20% pasien dengan nyeri derajat ringan.

Nyeri pada endometriosis sebagai keluhan paling sering dari pasien sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup. Selain penanganan berupa medikamentosa melaui obat-obatan dan terapi secara pembedahan, para ahli juga merekomendasikan adanya klinik nyeri dengan pendekatan multidisiplin.

Pendekatan multidisiplin disini termasuk bekerja bersama dengan aspek psikologi dan psikiatri yng juga mengajarkan bagaimana mengontrol rasa nyeri dan efeknya terhadap kualitas hidup.

Oleh karena itu pengenalan dini terhadap gejala-gejala yang muncul menjelang haid dan evaluasi regularitas menstruasi menjadi dasar dalam diagnosis dan penatalaksanaan endometriosis dan membantu dalam mengurangi progresifitas perjalanan penyakit endometriosis sehingga meningkatkan produktivitas dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari. (kho-2018)

Semoga Bermanfaat dan Jangan Lupa share Informasi Kesehatan ini kepada seluruh keluarga yaaa.. Salam Semakin sehat dari kami, Keluarga Besar RS Betha Medika.(*)

 

Oleh: dr. Khomainy Alamsyah,Sp.OG
*Dokter Spesialis Kandungan RS Betha Medika

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *