“Kami bisa memproduksi 15 kg tempe, dalam sehari. Tetapi tergantung pemesanan, jadi tidak setiap hari memproduksi semua hasil olahan tetapi satu hari fokus ke tempe stik rujak honje, satu hari ke yang lainnya,”paparnya.
Untuk tempenya sendiri, Vivi sudah bekerja sama dengan pedagang tempe sekitar dan peragiannya diatur sesuai permintaan dan pedangang tempenya sendiri yang mengririm ke tempat produksinya.Terkadang, Vivi juga suka mengambil sendiri ke pedagangnya. Nah untuk tahapan pengemasan, rumah produksi ini memakai plastik aluminium voil dan mesin pres pengemasan.
“Supaya lebih awet dan tidak kedap udara, otomotis akan lebih tahan lama dan rumah produksi ini dalam bahan baku tidak memakai bahan pengawet bisa dibilang alami,”bebernya.Ia juga tidak memakai MSG dan diganti oleh kaldu, ditambah honje dan tempenya selain sehat dan banyak manfaatnya.
“Saat digoreng, kami menggunakan minyak sendiri minyak yang memang tidak membahayakan bagi konsumen,”katanya.Dalam satu hari produksi, tempe yang dipakai bisa mencapai 15 kg. Ia beli ke pedagang, senilai kurang lebih Rp90 ribu karena satu kilo tempe kurang lebih Rp6000,”paparnya.
Untuk harga per pcs khusus reseller dijualnya Rp15 ribu, sedangkan Rp18 ribu sampai Rp20 ribu per pcs untuk borongan 100 pcs. Satu pcs-nya Rp12.500. rumah produksi ini sudah mempunyai pelanggan tetap seperti dari Bandung, Jakarta, Medan, Cilegon, Surabaya,Tanggerang.”Satu hari bisa menjual 185 pcs kurang lebih,”imbuhnya.
Untuk pemasaran, selain wilayah kota juga merambah hingga Aceh sampai Bali dan sampai keluar negeri seperti Kanada, Norwegia, San Francisco, Korea, London dan Malaysia. Itu untuk produk tempe krispi, sedangkan untuk produk tempe stik rujak honje sudah sampai Korea dan Malaysia.