Dorong PT NU Kembangkan PJJ

JAKARTA – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, mendorong Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) menerapkan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) berbasis online.

Sebagai tahap awal, PTNU bisa menggunakan pola blended learning yaitu 25 persen online, 75 persen tatap muka. Kemudian secara bertahap 50 persen online 50 persen tatap muka. Ke depan, bila infrastrukturnya lengkap bisa full online.

Bacaan Lainnya

“Saya mendorong PTNU bekerja sama dan melibatkan Universitas Terbuka dalam peningkatan sistem pembelajaran daring ini, agar PTNU tidak tertinggal dan bisa mencapai akreditasi A dalam kurun waktu 5 tahun ke depan,” ujar Menteri Nasir saat sambutan pada acara Seminar dan Lokakarya Implementasi Pembelajaran Daring PTNU di Gedung PBNU, Rabu (17/10).

Nasir mengatakan dalam mengimplementasikan PJJ, perguruan tinggi harus mempersiapkan infrastruktur jaringan, sarana dan prasarana, tim atau unit khusus pengembang e-learning di perguruan tinggi, sekelompok dosen yang memiliki kemampuan dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran daring.

Sedangkan untuk mahasiswanya yang harus dibenahi adalah kesiapan belajar mandiri mahasiswa. Karena dalam pembelajaran daring lebih banyak mengadopsi istilah self directed learning.

Selain itu Nasir mengingatkan di dalam proses pembelajaran sistem PJJ, kurikulum, materi ajar, proses pembelajaran, dan bahan ujian harus dalam bentuk standar berkualitas untuk didistribusikan lintas ruang dan waktu dengan memanfaatkan TIK.

Universitas Terbuka (UT) memiliki kapasitas dan teruji kapabilitasnya dalam menyediakan layanan pendidikan tinggi dengan modus PJJ yang mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat di seluruh Indonesia bahkan sampai di luar Negeri. Karena itu sudah amat tepat PTNU melakukan kerja sama dengan UT untuk meningkatkan mutu pembelajaran daring di PTNU.

Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat mengungkapkan, seiring kemajuan TIK UT yang sudah 34 tahun menjalani sistem pembelajaran daring yang dulunya masih sederhana, dan saat ini telah berevolusi menjadi Perguruan Tinggi modern. Sekarang kegiatan dari pendaftaran sampai dengan modul pembelajaran sudah dilakukan secara online.

“Interaksi akademik ini sudah dilakukan lebih dari 36 negara, UT akan bekerja keras bekerja sama untuk lima tahun ke depan LPTNU bisa melakukan pemanfaatan proses pembelajaran daring juga,” ungkap Ojat.

 

(esy/jpnn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *