Kasus HIV-AIDS Bertambah

SUKABUMI — Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi mencatat, Jumlah kasus HIV-AIDS dari bulan Januari hingga awal Oktober 2018 mencapai 92 kasus.

Padahal sebelumnya, jumlah kasus HIV-AIDS dalam rentang Januari-Juni 2018 hanya mencapai sebanyak 55 kasus. Tentunya, peningkatan jumlah HIV-AIDS ini menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi KPA Kota Sukabumi.

Bacaan Lainnya

Ketua KPA Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengungkapkan, temuan kasus baru ini tidak hanya berasal dari warga Kota Sukabumi melainkan dari luar Sukabumi. Pasalnya ada warga dari luar Sukabumi yang terdata dan mendapatkan layanan kesehatan di Kota Sukabumi.

Terutama kata Fahmi didasarkan temuan kasus di layanan kesehatan seperti klinik, rumah sakit maupun voluntary counseling test (VCT) yang dilakukan di Kota Sukabumi. Selanjutnya penanganannya pun dilakukan di Kota Sukabumi.

“Kasus HIV-AIDS dalam rentang Januari-Juni 2018 hanya mencapai sebanyak 55 kasus. Namun kali ini jumlah tersebut mengalami penambahan, beberapa kasus lagi menjadi 92 kasus. Namun penderita bukan orang Kota Sukabumi hanya melakukan pemeriksaan di Kota Sukabumi,” kata Fahmi kepada awak media.

Fahmi mengungkapkan, dengan temuan baru sebanyak 92 kasus maka total kasus HIV-AIDS sejak 2000 hingga sekarang bertambah menjadi 1.344 kasus. Di mana dari data tersebut yang paling banyak temuan kasus berasal dari pasangan resiko tinggi (risti) yang tidak setia dengan pasangannya.

Selain itu lanjut Fahmi berasal dari kalangan lelaki seks lelaki (LSL). Contohnya pada 2018 ini saja dari 92 kasus baru sebanyak 22 kasus diantaranya berasal dari kalangan LSL. Bahkan dalam sebulan rata-rata ada tiga hingga enam kasus baru dari kalangan LSL.

Fenomena bertambahnya kasus ini kata Fahmi disikapi KPA dengan melakukan berbagai program pencegahan dan penanganan. Khususnya target untuk mencapai tiga zero. Ketiga hal itu yakni tidak ada infeksi baru HIV, tidak ada kematian akibat AIDS dan tidak ada stigama dan diskriminasi

Upaya penanggulangan terang Fahmi, tidak hanya dilakukan dengan melakukan pencegahan secara edukasi. Melainkan memberikan pengertian tentang pentingnya melakukan tes HIV dan melanjutkan dengan pengobatan ARV jika terdiagnosa HIV sedini mungkin.

 

( upi*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *