Kebohongan Ratna Bisa Jadi Tutupi Soal Rekening

JAKARTA— Kasus kebohongan Ratna Sarumpaet dinilai tidak berdiri sendiri. Ada kemungkinan, kasus kebohongan itu digunakan untuk menutupi sesuatu. Salah satunya, mungkin penggunaan rekening yang sama untuk operasi plastik dan bantuan kemanusiaan musibah kecelakaan kapal di Danau Toba.

Direktur Eksekutif Partnership for Advancing Democracy and Integrity (PADI) M. Zuhdan menjelaskan bahwa saat ini setidaknya ada dua dugaan kasus yang bisa menjerat Ratna. Pertama, soal hoax pemukulan dan kedua soal penggunaan rekening yang sama untuk operasi dan musibah kecelakaan kapal. ”Kalau ditanya penting mana antara kedua kasus, keduanya sama pentingnya,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Namun, kasus rekening itu bisa jadi merupakan penyebab mengapa Ratna berbohong. Tujuannya menutupi kasus penggunaan uang dalam rekening tersebut. ”Tentu perlu dilihat keterhubungannya,” tuturnya.

Dalam proses hukum terhadap Ratna ini ada sejumlah masalah, yakni proses hukum dinilai politis. Namun, bukan berarti Polri hanya bisa berargumen bahwa karena memang melibatkan tokoh politik. ”Polri sebaiknya terbuka atas proses hukum dalam kasus Ratna, tujuannya agar tidak ada lagi tudingan politis,” paparnya.

Keterbukaan informasi dalam kasus Ratna ini juga menjadi salah satu cara agar isu ini tidak kemudian digoreng. Jangan sampai kasus ini kemudian menjadi isu yang menguntungkan salah satu pihak dan merugikan pihak lainnya. ”Maka, perlu semuanya terbukadan tuntas,” ujarnya.

Menurutnya, yang juga tidak bisa dikesampingkan adalah memastikan bahwa Ratna ini agen atau tidak. Agen dalam konteks Ratna ini disuruh orang atau berdiri sendiri. ”Kalau disuruh orang, tentunya dia menjadi agen dari orang tertentu,” ujarnya.

Yang pasti, hoax itu bisa muncul karena dua sebab, yakni terlalu banyaknya informasi atau justru karena tertutupnya informasi. ”Semua itu perlu disadari oleh kita semua,” paparnya dihubungi kemarin.

Pakar Hukum Pidana Trisakti Abdul Fickar Hadjar menjelaskan, untuk mengusut kasus rekening itu sangat mudah. Tinggal dilakukan audit, berapa jumlah uang sumbangan yang masuk dan berapa yang digunakan untuk sumbangan. ”Perlu diketahui juga, toh sumbangan itu tidak memaksa orang untuk memberikan uangnya,” ujarnya.

Sementara Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menuturkan bahwa Polri tentu akan mengusut indikasi rekening yang sama digunakan untuk operasi plastik dan sumbangan musibah. Namun, saat ini fokusnya masih dalam kasus hoax. ”Setelah selesai semua baru dilihat barang buktinya,” ungkapnya.

 

(idr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *