5.000 Korban Belum Ditemukan

RADARSUKABUMI.com– Diduga Hilang di Bawah Tanah yang Alami Likuefaksi – Kerahkan Enam Ekskavator Amfibi untuk Percepat Cari Korban

PALU – Masa tanggap darurat pascagempa dan tsunami Sulawesi Tengah (Sulteng) berakhir Kamis mendatang (11/10). Keluarga berharap sisa empat hari masa tanggap darurat dapat dimaksimalkan untuk pencarian dan pengidentifikasian korban hilang yang diduga mencapai 5.000 orang.

Bacaan Lainnya

Terutama yang berada di kawasan terdampak likuefaksi. Misalnya, Petobo dan Balaroa di Kota Palu serta Jono Oge, Mpano, Sidera, Lolu, dan Biromaru di Kabupaten Sigi.

Tanah yang menjadi berlumpur pascagempa dan menelan rumah itu diperkirakan juga mengubur korban. Sebagian keluarga di Balaroa menyesalkan lambannya evakuasi dan identifikasi korban oleh pemerintah. Kondisi tersebut membuat keluarga terus menunggu dalam ketidakpastian.

Keresahan itulah yang dialami Tomo. Warga Perumnas Balaroa tersebut kehilangan ibu, dua adik, dan dua anak. Dia mengungkapkan, proses evakuasi lima anggota keluarganya itu dilakukan sendiri. Hanya dibantu saudara dan para tetangga. ”Tidak dibantu petugas SAR,” jelasnya kepada Jawa Pos kemarin (7/10).

Dari proses evakuasi keluarganya itu, hingga kemarin Tomo belum menemukan Randi Saputra, anak keduanya. Untuk menemukan anaknya itu, Tomo sudah berkeliling ke berbagai tempat pengungsian. Dia juga sudah mengecek beberapa pemakaman masal korban gempa yang dibuat pemerintah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *