Menanti Teka-Teki Lopetegui

MADRID – Gareth Bale memang benar. Sepeninggal Zinedine Zidane dan Cristiano Ronaldo, Real Madrid bermain lebih ke kinerja tim. ”Bekerja lebih seperti kesatuan unit. Bukan terfokus ke satu pemain,” sebut Bale, dalam wawancaranya dengan Marca, kemarin WIB (18/9). Modal itulah yang jadi senjata bagi Los Blancos saat mengawali petualangannya di Liga Champions.

Di Santiago Bernabeu, Madrid, langkah klub pemilik Si Kuping Lebar pada tiga musim terakhir itu ditantang AS Roma dini hari nanti WIB (Siaran langsung RCTI pukul 02.00 WIB). ”Tentunya, kami akan lebih berbeda,” lanjut The Welsh Wizard. Ya, Roma akan susah menebak siapa pemain-pemain Real yang mereka hadapi.

Bacaan Lainnya

Sepeninggal CR7 yang pergi ke Juventus musim panas lalu, Real pada musim ini sering bergonta-ganti wajah. Julen Lopetegui sebagai entrenador pengganti Zizou tidak punya pakem komposisi pemain. Walaupun formasinya tidak jauh-jauh dari antara 4-3-3 dan 4-2-3-1 yang di Valdebebas sudah sering jadi langganan Zidane, tapi susunan pemainnya tak pernah sama.

Tercatat, dalam lima laga -termasuk Piala Super Eropa (16/8), Lopetegui selalu memilih nama-nama yang berbeda dalam tiap laganya. Dalam lima laga, formasi starting eleven Real di tangannya tak pernah sama. Pada Jornada keempat La Liga saat ditahan 1-1 Athletic Bilbao di San Mames (16/9) misalnya.

Dengan starting eleven-nya yang nyaris sama dengan Jornada ketiga melawan Leganes, mantan tactician timnas Spanyol itu lebih memilih untuk memasang Dani Ceballos pada menit-menit awal. Bukan Casemiro. Bahkan, Isco yang ikut menyumbang assist saat kemenangan 4-1 atas Girona pada Jornada kedua (27/8) pun tak dimainkan sebagai starter di Jornada ketiga.

Lopetegui memutar skuadnya tersebut dengan hanya menggunakan 17 pemain dari lima laga pertamanya di Real. Dari 17 pemain itu, cuma tujuh di antaranya yang tak pernah “hilang” dalam setiap starting eleven-nya Lopetegui. Bale salah satunya. Selain Bale, trio di depan Real seperti Marco Asensio dan Karim Benzema juga tak tergantikan.

Di pertahanan, hanya Raphael Varane dan Nacho yang diutak-atik posisinya. Sementara, di lini tengah Toni Kroos yang selalu jadi pilihan Lopetegui dalam periode keduanya berlaga di Liga Champions. Dua musim lalu, dia merasakan kompetisi paling bergengsi di Eropa itu pada saat jadi treinador-nya FC Porto.

Dengan kata lain, cuma front three Real yang berpotensi tetap komposisinya di dini hari nanti WIB. Allenatore Roma Eusebio Di Francesco harus memecahkan teka-teki Lopetegui itu. ”Kenapa kami tak punya starting eleven reguler? Karena, siapa pun pemain yang saya pilih, itu akan jadi keputusan yang tepat. Saya tidak akan pernah berkata siapa yang akan saya mainkan,” tutur Lopetegui, dikutip AS.

Pemain-pemain muda yang jarang diberi jatah main pada era Zizou seperti Ceballos dan Borja Mayoral pun tetap mendapat perhatian Lopetegui. ”Skuad kami cukup merata. Kami juga punya banyak alternatif agar tim ini tetap kompetitif dalam per laganya,” tambah tactician yang pernah sukses di level kelompok usia timnas Spanyol itu.

Di Francesco pun sudah waswas. ”Aliran bola Real musim ini lebih berkualitas,” ungkap EDF, dikutip Football Italia. Mantan gelandang Il Lupi pada era 1997-2001 itu meyebut eranya Lopetegui ini sudah menyempurnakan kejayaan Real bersama Zidane. ”Apabila Zidane mampu melakukan sesuatu yang luar biasa, maka Julen lebih merapikan organisasi tim dengan pemain-pemain yang lebih menyatu dan lebih agresif,” ulas Di Francesco.

 

(ren)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *