Muhammad Hilbram, Bocah Tunanetra yang Mendapat Beasiswa Musik ke Liverpool

Saat kelas IV SD itu bakat lain Ibam terlihat. Dia ditunjuk untuk mewakili kelas dalam lomba menyanyi, yang ternyata lomba untuk mewakili sekolah. ”Ibam juara sampai provinsi. Mau ada acara nasional di Medan, tapi tidak jadi. Itu kalau tidak salah tahun 2014,” ungkap pria kelahiran 1956 tersebut. Tahun lalu Ibam menyabet peringkat II pada Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N).

Jamdaris juga menceritakan bagaimana perkenalan awal Ibam dengan wali kota Surabaya pada 2014. ”Ibam tampil di acara Hari Ibu di Tambaksari. Bu Risma melihat dan malamnya (Ibam) diundang ke balai kota,” kenangnya.

Risma juga yang menyekolahkan Ibam untuk belajar saksofon. Risma juga yang menghadiahkan alat musik tiup tersebut. Sudah empat bulan Ibam belajar dan tiga lagu telah dikuasainya. ”Niupnya susah. Tangannya juga kadang belum sampai,” celetuk Ibam

Jamdaris-lah yang selama ini mendampingi Ibam. Termasuk untuk mengatur jadwal manggung cucunya. Dukungan kepada Ibam juga diberikan sekolahnya. Ryan Syuhadi, guru bahasa Inggris yang mendampingi Ibam ke Jakarta, mengatakan bahwa sekolah memberikan kelonggaran belajar untuk Ibam mempersiapkan diri ke Liverpool. ”Namun, kami akan memberikan tambahan belajar ketika Ibam sudah pulang ke Surabaya. Kami tidak ingin membebani dia di awal karena dia pasti mempersiapkan banyak hal,” tuturnya.

Menurut Ryan, sekolah sangat menghargai bakat Ibam. Namun, sekolah juga ingin mendorong studi akademisnya. ”Kami berharap bisa sekolah juga di Unair atau universitas lain,” katanya.

Muhadjir pun memberikan dukungan. ”Saya undang Ibam karena tampil bagus sekali,” puji guru besar Universitas Muhammadiyah Malang itu. Muhadjir ingin mengapresiasi anak-anak yang memiliki bakat istimewa.

 

(*/c9/tom)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *