30 Artis Bertarung di Jabar

BANDUNG— Jawa Barat memiliki 30 nama artis yang akan bertarung pada pemilihan legislatif (Pileg) 2019. Angka ini tertinggi dibanding provinsi lainnya di pulang Jawa, seperti Jawa Timur 8 orang dan Jawa Tengah 6 orang.

Pengamat Komunikasi Politik Universitas Komunikasi (Unikom), Adiyana Slamet menyebutkan ada beberapa faktor yang menjadikan Jawa Barat sebagai pijakan politik para artis untuk manggung di Legislatif.

Bacaan Lainnya

Satu diantaranya yaitu jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) provinsi Jabar yang cukup tinggi yaitu 31,7 juta, sehingga hal tersebut menjadikan Jabar sebagai provinsi yang menggiurkan bagi partai politik.

“Memang Jabar Provinsi seksi dalam kontestasi pemilihan legislatif kemudian berimbas pada hal lain yaitu partai melihat ada perubahan sistem perhitungan suara 2019, semisal artis ini diharapkan bisa menambah suara partai atau suara individu akhirnya nanti bisa berimbas pada parliamentary threshold yang 4 persen dan presidential threshold yang 20 persen,” ucap Pengamat Komunikasi Politik Unikom, Adiyana Slamet saat dihubungi RMOLJabar (Grup koran ini), Jum’at, (17/8/18).

Calon Doktor Komunikasi Politik Universitas Padjadjaran (UNPAD) tersebut juga mengungkapkan, banyaknya artis yang terjun dalam Pileg merupakan jalan pintas bagi partai untuk mendulang suara di Provinsi Jawa Barat.

“Partai politik juga terkesan melihat secara pragmatis sehingga dunia hiburan berpindah selebritas politik menambah pundi suara dan menaikan kualitas parlementery treshold dan presidential trashold.” ungkap Adiyana kepada RMOLJabar.

Namun, Adiyana menuturkan fenomena artis manggung di legislatif merupakan kemunduran bagi sistem kaderisasi partai politik di Indonesia. Hal ini tentunya dapat memicu konflik internal dalam tubuh partai itu sendiri, kader-kader partai yang sudah sejak lama mengikuti proses kaderisasi di partainya tersingkir dengan mudah oleh artis-artis yang bahkan tidak mengikuti kaderisasi partai sekalipun.

“Satu kemunduran kaderisasi tidak dalam internal partai akan melibatkan konflik antar kader, misal ada beberapa kader partai yang mempunyai kapabilitas dan loyalitas membesarkan partai tapi tidak direkomendasikan di Pileg 2019,” tutur Adiyana.

Selanjutnya, Adiyana menambahkan hal terburuk dari fenomena artis manggung di legislatif yaitu ketika artis tersebut sudah manggung di legislatif dan membuat keputusan atau kebijakan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip partai politiknya.

“Tentunya akan berimbas pada artis yang belum memahami idiologi dan platprom partai, ini akan mempengaruhi kebijakan publik nantinya bukan berarti artis ini tidak pantas untuk maju dan kontestasi, tapi ketangkasan itu dari track record (pengalaman) dan kapabilitas lainya,” pungkas Adiyana.

 

(yud)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *